Sabtu, 25 September 2010

haa iki Pertanyaanku????

maaf semua saudara hari ini terlambat mengisi blog.

hari ini Jogjaku dilanda puting beliung,
sementara Merapipun sepertinya mulai menggeliat lagi.
dan cileduk masa lalukupun akhirnya dilanda banjir lagi.
Begitu banyak kerusakan di negeriku, dan Allah (Tuhan ku) pun sepertinya murkanya belum juga surut.
Banyak keserakahan di negeriku, bahkan aku sendiripun mungkin juga ikut andil didalamnya. Terlalu banyak hal di negeriku dibuat begitu rumit, sehingga inikah peringatan ataupun mungkin sudah adzab-NYA?
Ternyata reformasi dan demokrasi hanya melahirkan orang-orang yang pandai berteori dan berwacana. Semrawut adalah kata lain yang juga tepat untuk mendeskripsikan negeriku ini. Negeriku memang butuh demokrasi bahkan hidup ini dimanapun kita berpijak sesungguhnya memang membutuhkan demokrasi, namun pada satu titik tertentu demokrasi harus mengerucut untuk sampai pada konsesus bersama. Sebuah konsesus sangat diperlukan agar tatanan kehidupan bisa membentuk harmoni kehidupan. Harmoni bukan identik dengan seragam, justru warna-warni harmoni kehidupan itulah yang membuat kegairahan menjalan hidup itu sendiri. Konsesus pada dasarnya sebuah absolutisme mengikat betapapun mungkin kita tidak suka dengan konsesus itu. Sayang di negeriku konsesus sering kali direkayasa untuk dilanggar dengan cara halus maupun kasar.
Inikah sebabnya begitu banyak bencana dan mara bahaya mengancam negeriku tercinta. Allah murka dengan kesombongan kami semua, alam menjadi tidak bersahabat, hujan yang begitu ditunggu petani berubah menjadi luapan banjir yang menghanyutkan putik-putik padi yang sedang mulai tumbuh, angin yang ditunggu nelayan dan pengusir rasa gerah, menjadi gulungan-gulungan yang mematahkan batang mahoni.
Ya Allah perkenankan aku memohon kepada-Mu, ijinkanlah kami untuk berkesempatan bertaubat, mengakhiri kutukan kekerasan, kemunafikan, kebejatan, dan berbagai macam laku serakah kami ini, janganlah anak cucu kami mewarisi bumi yang membara. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar