Rabu, 08 September 2010

haa iki Potensi Yang Ada Pada Level Kolonel

08/09/2010 - 07:30
Motori Perlawanan, Kolonel Bisa Gerakkan Pasukan
Santi Andriani

(IST)
INILAH.COM, Jakarta - Para perwira menengah (pamen) level Kolonel dan Letkol sering menjadi motor gerakan pembangkangan terhadap pimpinan. Hal itu dikarenakan posisinya yang kritis dan strategis.
Menurut Pengamat Militer, MT Arifin tingkatan pangkat anggota TNI pada posisi Kolonel memang merupakan yang paling kritis terhadap keadaan internal TNI.
"Kalau sekarang, fungsi kolonel itu di tengah-tengah. Angkatan-angkatan militer pada posisi kolonel, mereka memang kritis secara karier," ungkap Arifin ketika dihubungi INILAH.COM, Jakarta, Rabu (8/9).
Karenanya, dia menilai, tindakan mengkritik itu tidak lagi menjadi hal yang aneh dilakukan oleh seorang anggota TNI berpangkat Kolonel baik di masa lalu maupun masa sekarang.
Hal itu disampaikannya, menanggapi, keberanian mengkritik atau bahkan melakukan tindakan-tindakan yang bahkan mengancam keselamatan orang atau negara justru lebih banyak dilakukan oleh anggota TNI berpangkat Kolonel.
Dia menjelaskan, dulu keberanian anggota TNI juga yang berpangkat Kolonel karena merupakan kepala divisi yang mengelola kekuatan dibawahnya. Sehingga dia juga bisa melakukan apapun untuk memperjuangkan kekuatan tersebut.
"Sehingga bila dikemudian hari terjadi hubungan pusat dan daerah yang kurang harmonis akan mudah menimbulkan permasalahan permasalahan di sekitar intergrasi dan distergritas," urainya.
Sementara yang sekarang, kata dia, kekuatan politik terkadang menjadi pemicu dari keberanian itu. Namun katanya, hal itu masih dalam rangka ingin mendapatkan jabatan atau karier yang lebih tinggi.
"Untuk memasuki jabatan lebih tinggi seperti jenrdral, itu kan tetap harus memiliki kekuatan tapi keputusannya adalah keputusan politik daripada hanya persolaan karier. Lalu muncul keadaan yang memberanikan," ujarnya.
Sebelumnya, tulisan Adjie di sebuah harian Kompas bertajuk 'Pemimpin, Keberanian, dan Perubahan', pada edisi 6 September 2010 membuat institusi TNI berang.
Tindakan Adjie dinilai melanggar kode etik karena melakukan kritik terbuka terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang notabene adalah Panglima Tertinggi TNI.
Mabes TNI Angkatan Udara menegaskan, ide, pemikiran Kolonel Pnb Adjie Suradji tentang kritikan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, bukan opini institusi melainkan pribadi yang bersangkutan.
Jauh sebelum Kolonel Adjie, sejumlah perwira menengah TNI pernah melakukan perlawanan terhadap atasan. Mereka adaah Kolonel Zulkifli Lubis, Kolonel Achmad Hussein, Letkol Ventje Sumual, Letkol Untung Syamsuri dan Kolonel Latief. [mah]
Sumber : http://www.inilah.com/news/read/politik/2010/09/08/807261/motori-perlawanan-kolonel-bisa-gerakkan-pasukan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar