Rabu, 26 Oktober 2011

haa iki : Ketika Profesor Peneliti 'Menjerit' Karena Gaji Minim

Rabu, 26/10/2011 10:02 WIB

Ketika Profesor Peneliti 'Menjerit' Karena Gaji Minim - Nurvita Indarini - detikNews




Jakarta - Seorang profesor peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengantongi gaji total sekitar Rp 5,2 juta. Dengan masa kerja yang lebih dari 30 tahun, besaran gaji itu membuat sang profesor 'menjerit'.

"Saya profesor riset golongan IV/E di LIPI, atau sudah jadi Pembina Utama. Ini merupakan golongan fungsional yang paling tinggi. Kalau di tentara, saya sudah jenderal berbintang," kata pakar ilmu kebumian dari LIPI, Prof Dr Ir Jan Sopaheluwakan, dalam perbincangan dengan detikcom, Rabu (26/10/2011).

Sekarang ini, gaji per bulan yang diterimanya Rp 3,6 juta. Angka ini ditambah dengan tunjangan peneliti Rp 1,4 hingga 1,6 juta sehingga yang didapat Jan sekitar Rp 5,2 juta.

Dia menyebut, banyak peneliti yang jarang mau menjabat sebagai pejabat struktural. Sebab ketika menjadi pejabat struktural, orang tersebut akan kehilangan tunjangan penelitinya. Memang tunjangan struktural lebih besar dari tunjangan peneliti, namun waktu seorang pejabat struktural umumnya akan lebih tersita.

"Jabatan struktural itu tunjangannya sekitar Rp 5 juta. Sedangkan tunjangan peneliti Rp 1,6 juta. Kalau sudah dapat tunjangan struktural, dia tidak akan dapat tunjangan peneliti. Jadi kegiatan penelitian yang dilakukan tidak dihargai dengan tunjangan penelitian," papar Jan.

Menurut peraih gelar PhD di Universitas Vrije Amsterdam Belanda ini, gaji profesor riset di LIPI sangat jomplang jika dibanding dengan profesor di perguruan tinggi negeri. Sebab, gaji profesor di PTN bisa mencapai Rp 14 juta.

"Sepertinya sistemnya itu sengaja gaji dibuat kecil, supanya sisanya cari sendiri," keluh Jan.

Dia menambahkan, di Belanda, seorang profesor riset bisa digaji 8.000-9.00 Euro . Sedangkan di Jepang 60.000 hingga 70.000 Yen. Di Australia dalam setahun bisa mendapat 130.000-140.000 dollar Australia.

"Di Pakistan, gaji penelitinya malah 3 kali gaji menteri. Kalau di Korea, peneliti itu dianggap pahlawan. Para peneliti tidak mengikuti wajib militer. Kegiatan militer dianggap sebagai kegiatan bela negara, dan peneliti dianggap sama dengan pembela negara," papar Jan.

(vit/asy)

Rabu, 05 Oktober 2011

haa iki : Kearifan merupakan buah perenungan. Manusia cerdas mengendapkan kecerdasannya berdasar kausalitas kemanusiaan.

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/10/05/082921/1736985/103/petruk-wakil-rakyat?9922032
Rabu, 05/10/2011 08:29 WIB -Kolom Djoko Suud

Petruk Wakil Rakyat 

Djoko Suud Sukahar - detikNews



Jakarta - Pertemuan KPK dan DPR-RI meresahkan. Institusi pemberantasan korupsi itu terasa ditekan. Dihakimi, dan implisit 'diancam' untuk tidak gampang-gampang memeriksa atau menuduh wakil rakyat korupsi. Ini preseden buruk demokrasi. Dan tentu sinyal merah bagi harapan terciptanya pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Melalui tayangan televisi rakyat melihat tontonan tidak indah itu. Bahasa wakil rakyat kasar dan retoris. Melihat yang lain rendah dan salah. Itu dipaksakan via penghakiman keroyokan, yang dikemas sebagai 'rapat konsultasi' atau apalah namanya.

Tontonan macam ini tidak hanya kali ini saja terjadi. Saban kebijakannya dikritisi selalu sikap itu yang dipertontonkan. Itu belum komentar ceblang-ceblung Fakhri Hamzah dari FPKS yang tidak malu membuka aibnya sendiri, punya gagasan untuk membubarkan KPK.

Sebagai salahsatu rakyat yang mungkin mereka wakili, saya merasa malu. Kenapa wakil rakyat itu selalu tampil pemberang. Tidak arif dan berwibawa. Tidak sopan dan mengesankan diri sebagai jagoan. Jagoan yang hanya punya jurus 'pokoke'.

Di balik rasa malu melihat sikap wakil rakyat yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat itu akhirnya ada pemakfuman. Pemakluman. Sebab demokrasi berjalan baik kalau rakyat cerdas. Kecerdasan itu modal menuju kearifan. Namun jika kecerdasan itu belum terpenuhi, maka format negara yang baik adalah otokrasi. Sendiko dawuh. Apa kata raja. Indonesia baru memasuki tahap-tahap itu.

Kecerdasan memang lebih didominasi dari pendidikan (formal). Tetapi itu saja tak cukup. Kearifan merupakan buah perenungan. Manusia cerdas mengendapkan kecerdasannya berdasar kausalitas kemanusiaan. Dari olah rasa itu muncul etika. Sopan santun. Roh seni memerintah, yang aplikasinya 'kalah nora ngisin-isini, menang nora ngasorake'. Kalah tidak malu-maluin, menang tidak merendahkan yang kalah.

Rakyat bukanlah hanya representasi dari yang diperintah. Demokrasi, demos dan kratos memberi kesetaraan, dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Rakyat yang memerintah dan yang diperintah adalah sama. Jadi kalau di tingkat grass-root aksi anarkhis acap muncul, maka bisa dipahami jika wakilnya juga berulah sama. Tapi bagaimana dengan sebutannya sebagai wakil rakyat? Pemimpin rakyat?

Dalam pakem Jawa ada kalimat sarkastis soal pemimpin seperti ini, yang disebut 'kere munggah bale'. Orang miskin masuk pendopo. Rakyat jelata tampil sebagai penguasa. Kalimat bersayap ini padanan kekagokan. Seseorang yang kagok karena tiba-tiba punya kuasa. Kagok karena tiba-tiba punya banyak harta.

Ekspresi kekagokan itu terbaca dalam sikapnya memegang kekuasaan. Adigang, adigung dan adiguna tampil telanjang. Siapa yang dianggap melecehkan dilawan. Siapa yang terkesan mengungguli harta atau kuasanya ditantang. Konklusinya serba 'lo jual gue beli'.

Sosok pemimpin yang kagetan macam ini dalam pewayangan digambarkan dalam figur Petruk. Rakyat jelata anak Semar yang biasa ngawulo (mengabdi) keluarga Pandawa itu ketika belum berkuasa rendah hati, polos, dan sederhana. Dia juga humoris dan populis.

Tapi tak sangka, ketika dewa memberinya kuasa, tiba-tiba wataknya berubah 180 derajat. Dia suka marah. Menginjak yang lemah dan memerangi yang tinggi. Boros dan mengoleksi perempuan untuk dizinahi. Akibatnya negara morat-marit, acak-acakan, dan dewa mengembalikannya pada maqomnya semula, rakyat biasa.

Demokrasi adalah fox populi fox dei. Suara rakyat itu suara tuhan. Tuhan atau dewa yang berkuasa itu adalah rakyat. Adakah para wakil rakyat yang sedang berkuasa itu sadar, kelak mereka juga kembali lagi ke rakyat, seperti Petruk yang setelah berkuasa itu tidak dihargai lagi oleh rakyat karena habis mencederai hati rakyat?

*) Djoko Suud Sukahar adalah pemerhati sosial budaya. Penulis tinggal di Jakarta.

(vit/vit) 

Selasa, 04 Oktober 2011

haa iki : Anda juga dengar bahwa listrik sudah menyala 24 jam di Wasior? Listrik yang “dikatakan” menyala itu segera padam setelah presiden pulang.


Dr Bintang Pramodana

Relawan Medis MER-C
Dokter PTT Cara Lain di Klinik MER-C wilayah Papua & Papua Barat (2010 – 2011)


Sumber : http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/alamsemesta/11/10/04/lsiuf4-kisah-relawan-bencana-wasior-presiden-datang-segalanya-disiapkan


Foto-foto: Mer-C
Kisah Relawan Bencana Wasior: Presiden Datang, Segalanya Disiapkan
Jalanan kota Wasior usai disapu bandang

Kisah Relawan Bencana Wasior: Presiden Datang, Segalanya Disiapkan

Selasa, 04 Oktober 2011 10:16 WIB
Senin itu (4 Oktober 2010), kota kecil Wasior dikejutkan dengan datangnya banjir bandang yang secara tiba-tiba menyapu semua daerah yang dilaluinya. Tidak ada yang siap dengan apapun. Anak-anak kecil terseret banjir lumpur, ibu hamil berjuang melawan arus air yang membawanya ke lautan lepas, seorang nenek terendam hingga batas leher di pasar tanpa tahu akan selamat atau tidak. Keluarga terpisah, pasangan tercerai paksa, harta kembali kepada-Nya yang mempunyai semua harta.

Jumat siang itu (8 Oktober 2010), saya sedang praktik di Klinik Sosial MER-C di Sorong, Papua Barat, sebelum mendapat perintah berangkat hanya satu jam sebelum kapal WWF (World Wild Fund) yang bersedia membawa kami ke Wasior berangkat. Obat-obat dimasukkan sembarangan ke kotak-kotak, baju disesakkan ke tas, hati disiapkan dan diikhlaskan.

Kami menerabas lautan lepas Papua Barat dengan sejenis speedboat dengan transit untuk mengisi logistik di Manokwari. Lebih dari 24 jam berikutnya kami sudah menghirup udara Wasior yang masih tercium bau tidak sedap.

Saya ingat malam itu juga saya ikut rapat dengan para relawan yang sudah sampai, dipimpin oleh Kadinkes setempat. Di dalam tenda yang temaram itu, satu demi satu rencana dikaji ulang, evaluasi kegiatan harian, dan pembagian tim untuk esok hari. Begitu setiap malam.

Tim dari tentara, Kemenkes, PMI, dan teman-teman dokter PTT yang alhamdulillah bisa selamat dari bencana tersebut, tampak masih bersemangat walaupun terlihat sekali mereka sudah sangat kelelahan karena hampir seminggu ini kerja tanpa henti dengan sarana dan prasarana yang terbatas.

Kadang-kadang saya masih heran bisa menginjakkan kaki di daerah-daerah yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Langkah mana di hidup saya yang membuat saya menjalani ini? Tapi tidak ada perasaan menyesal. Tidak ada perasaan berat karena sulit makan, yang ada hanya rasa mual karena terlalu banyak makan mie. Tidak ada perasaan sebal karena tidur di lantai, yang ada hanya rasa pegal pada punggung yang hilang sendiri. Tidak ada perasaan susah karena harus naik long boat, walau kadang kehujanan dan ketakutan di laut, yang ada justru perasaan lega karena telah menunaikan sedikit zakat ilmu yang saya miliki, dan zakat tenaga yang memang tidak seberapa ini.

Buat saya, setiap perjalanan adalah spiritual. Seperti sebuah peribahasa “traveling teach you how to see.” Setiap perjalanan membuat kita lebih sensitif, menghargai alam dan yang menciptakannya; menghilangkan rasa arogan, karena apalah kita di tengah hutan lebat, atau sebuah perahu kayu kecil di lautan luas yang dengan mudah akan memangsa kita; menghargai hidup sampai ke setiap nafasnya karena bahkan sekumpulan air ternyata dapat membunuh kapan pun; menyadari dengan hati bahwa manusia paling primitif pun tetaplah manusia yang senyumnya dapat membuat hati tenang.

Hari pertama di Wasior

Hari pertama di Wasior, semua berjalan lambat. Ternyata selama seminggu ini, penyisiran korban dan pelayanan kesehatan cukup lambat, dan ini dikarenakan sedikitnya sarana transportasi dan medan yang masih berat.

Air masih cukup deras mengalir di berbagai tempat, memotong jalan. Beberapa bagian lain masih terendam lumpur yang cukup dalam. Bisa dimaklumi bahwa Kadinkes pada saat itu terkesan tidak cepat dan terlalu berhati-hati. Dia tentu tidak ingin korban bertambah dari tenaga-tenaga kesehatan yang dipimpinnya. Efek buruk dari tidak cepatnya pelayanan ini adalah terjadinya eksodus besar-besaran dari warga Wasior ke berbagai pulau kecil serta ke Manokwari dan Nabire untuk mendapat pertolongan.

Hari pertama, tim kami berhasil mengumpulkan informasi bahwa ada beberapa pulau yang cukup jauh yang juga merupakan lokasi pengungsian. Kami meminta ijin dari Kadinkes untuk pergi. Kami akan diantar kapal motor dari WWF ke lokasi dan diantar warga pulang dengan long boat. Kadinkes memang tidak menyetujui rencana kami, tapi kami tetap berangkat, karena tidak ada yang tahu keadaan pengungsi di sana seperti apa.

Setelah berhasil pulang dengan selamat dua hari kemudian (dengan menaiki long boat selama lebih dari 3 jam!), barulah Kadinkes mulai yakin bisa mengirim tim-tim kesehatan dengan kapal ke berbagai pulau. Hari-hari ini juga tersiar kabar bahwa Presiden SBY akan datang.

Fakta di lapangan

Wasior juga mengajari kami satu hal: bahwa apa yang anda lihat di teve Anda, belum tentu apa yang terjadi di lapangan.

Di teve, Anda melihat tenda pengungsian, faktanya, itu dibangun sehari sebelum presiden datang. Dan para pengungsi di tenda? Entah datang darimana, karena berhari-hari kami di situ, tidak pernah ada orang-orang ini.

Anda lihat tulisan dapur umum di teve Anda? Itupun baru berdiri sebelum presiden datang, dan bubar setelah presiden pulang. Para relawan sering sekali diberi suguhan mie instan saja.

Anda juga dengar bahwa listrik sudah menyala 24 jam di Wasior? Listrik yang “dikatakan” menyala itu segera padam setelah presiden pulang.

Anda lihat juga spanduk-spanduk dari berbagai partai dan BUMN di teve? Spanduk-spanduk keren dan besar yang dipasang beberapa saat sebelum presiden datang, tanpa jelas dimana tim relawannya, dan apa yang dikerjakannya karena baru datang setelah lebih 10 hari kejadian? Lucu memang.

Lima hari di Wasior, kami pulang. Kami menilai semua lokasi pengungsian sudah berhasil di datangi oleh kumpulan tim-tim kesehatan hebat ini. Pelayanan kesehatan lokal mulai dibangkitkan kembali. Tim dokter-dokter baru berdatangan, bahkan sampai membuka Rumah Sakit sementara. Sedikit terlambat, namun tidak mengapa. Beberapa tim kesehatan yang datang lebih awal juga sudah memperiapkan kepulangannya.

Tenaga kami mungkin tidak seberapa untuk Wasior saat itu. Tapi kami pulang dengan banyak “oleh-oleh” di hati kami. Sebagian dari diri kami pun tetap tinggal di Wasior.
 

Sabtu, 01 Oktober 2011

haa iki Di Balik Secangkir Kopi!

Sumber : http://lifestyle.okezone.com/read/2011/09/30/195/509185/di-balik-secangkir-kopi

Di Balik Secangkir Kopi!

Sabtu, 1 Oktober 2011 - 08:14 wib
Di balik secangkir kopi. (Foto: Getty Images)
Di balik secangkir kopi. (Foto: Getty Images) 
 
LANTARAN kafein yang terdapat dalam kopi bersifat meracuni tubuh, tak sedikit orang yang ragu untuk menikmati kopi. Tapi, bila dikonsumsi dengan takaran yang pas, kafein dalam kopi efektif meningkatkan kewaspadaan, bahkan mencegah penyakit kronis.

So, tinggal bagaimana kebijakan Anda untuk menikmati secangkir kopi, agar mendapatkan khasiatnya!

Takaran 'aman'

Menurut para ahli, mengonsumsi kopi organik atau kopi arabika dari jawa, merupakan  cara untuk mendapat manfaat positif dari kopi.

Karena setiap 8 ons kopi Arabika mengandung kadar protein yang lebih tinggi dibanding kopi biasa, serta memiliki kadar kafein yang lebih rendah. Kopi organik juga mengandung zat antioksidan 40 persen lebih tinggi dibanding kopi jenis lain.

Lantas dalam sehari berapa cangkir kopi yang boleh kita minum? Perlu diketahui Moms, satu cangkir kopi rata-rata mengandung 100-150 miligram kafein, sementara satu demitasse (cangkir mini untuk espresso) singel, rata-rata mengandung 80-120 miligram kafein.

Bila satu demitasse diasumsikan 100 miligram kafein, berarti kita boleh minum tiga cangkir espresso sehari dengan aman tanpa terpengaruh efek negatif dari kafein; dengan asumsi Moms tidak terlalu banyak minum minuman berkarbonasi, makan cokelat, atau minum obat sakit kepala pada hari yang sama.

Cara benar menikmati kopi

Bila kopi tersebut bermanfaat bagi tubuh, maka boleh kita lakukan. Sebaliknya jika membuat sakit, artinya Anda salah menikmatinya. Misalnya, minum kopi dalam jumlah banyak, agar tetap terjaga saat malam hari untuk menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk. 

Sebaiknya minumlah kopi lebih sering dalam dosis kecil. Jika ingin mencegah kantuk, minumlah seperempat cangkir setiap jam. Cara ini lebih efektif daripada langsung meminum kopi secangkir besar. Setelah meminum kopi, tidurlah 10-20 menit, karena kopi juga membutuhkan waktu untuk menghasilkan khasiatnya.

Disamping itu, tidur merupakan salah satu cara agar badan tetap bugar. Makanlah terlebih dulu sebelum minum kopi-dalam keadaan perut kosong, kopi justru akan membuat perut menjadi kembung.

Kelebihan kopi

• Penghilang rasa lelah

Kafein dalam tubuh berperan untuk meningkatkan kerja psikomotorik. Kafein memberi efek rasa segar dan energi meningkat. Kopi mengandung sebuah molekul yang memiliki kemampuan mengikat reseptor adenosine, nukleotida di dalam otak yang merespons rasa lelah.

Itulah sebabnya mengapa kafein bisa menghilangkan rasa lelah. Kafein juga meningkatkan aktivitas otak dan terlepasnya hormon epinefrin. Hormon epinefrin mampu menaikkan kerja jantung, menambah tensi darah, melancarkan peredaran darah, dan mengeluarkan glukosa dari hati.

• Meningkatkan daya ingat

Penelitian ilmiah di John Hopkins School of Medicine di Baltimore dan Harvard mendukung pengalaman subjektif seseorang tentang efek kafein dan menunjukkan bahwa kafein juga dapat meningkatkan memori dan penalaran logis.

Studi atas 4197 perempuan dan 2820 laki-laki di Perancis menunjukkan bahwa meminum setidaknya tiga cangkir kopi sehari dapat menghambat penurunan fungsi kognitif otak akibat penuaan hingga 33 persen pada perempuan.

Namun, manfaat yang sama tidak ditemukan pada laki-laki. Hal ini mungkin karena perempuan lebih peka terhadap kafein.

• Mengatasi reaksi alergi

Dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa kafein berguna dalam mengatasi reaksi alergi karena kemampuannya untuk mengurangi konsentrasi histamin, zat yang menyebabkan tubuh merespon zat pemicu alergi.

• Terhindar dari Alzheimer dan Parkinson

Peminum kopi berpeluang kecil terhadap penyakit Alzheimer dan Parkinson. Karena kandungan antioksidan dalam kopi akan mencegah kerusakan sel yang berhubungan dengan Parkinson. Sedangkan kafein akan menghambat peradangan di dalam otak yang kerap dikaitkan dengan Alzheimer.

• Mencegah diabetes

Orang yang mengonsumsi tiga sampai empat cangkir kopi reguler atau kopi decaf (dengan kadar kafein yang dikurangi) akan menurunkan risiko diabetes tipe 2 hingga 30 persen.

Asam klorogenik dapat membantu mencegah resistensi insulin, yang merupakan pertanda adanya penyakit diabetes. Asam klorogenik juga merangsang pembentukan GLP-1, zat kimia yang meningkatkan insulin (hormon yang mengatur penyerapan gula ke dalam sel-sel). Zat lain dalam kopi yaitu trigonelin (pro vitamin B3) juga diduga membantu memperlambat penyerapan glukosa.

Kekurangan kopi

• 'Mabuk' kafein

Jika terlalu banyak kandungan kopi yang masuk dalam tubuh dan melebihi ambang normal, bisa menyebabkan intoksikasi kafeina, semacam 'mabuk' kafein. Gejala yang terlihat adalah timbulnya rasa resah, risau, suasana hati tidak menentu, mudah marah, cemas, merasa depresi, sulit konsentrasi, sulit tidur, dan sering buang air kecil.

Pada kasus yang lebih serius, kandungan kopi yang masuk dalam tubuh secara berlebihan dapat menyebabkan intoksikasi kafeina dan bisa membuat kejang otot, pikiran kusut, kepanikan, denyut jantung terganggu, dan gejolak psikomotor.

Efek ketergantungan kafein ini masih dapat dihindari jika konsumsi dikurangi secara bertahap. Pastikan Anda berada di area aman mengonsumsi kopi.

• Berisiko osteoporosis

Jika kafein yang dikonsumsi lebih dari 744 miligram per hari atau setara dengan 7-8 cangkir sehari, berefek meningkatkan kehilangan kalsium dan magnesium dalam urin, sehingga berisiko menyebabkan terjadinya osteoporosis.

Tetapi studi terbaru menunjukkan hal ini dapat dihindari terutama jika Anda mengimbanginya dengan asupan kalsium yang cukup.

• Denyut jantung dan tekanan darah meningkat

Bagi yang sensitif terhadap kafein, umumnya denyut jantung dan tekanan darah meningkat setelah mengkonsumsi kopi.

Manfaat kopi untuk kulit

1. Mampu mengangkat sel kulit mati sehingga bisa memperbaiki kulit yang rusak.
2. Dapat menetralkan kulit yang teriritasi sekaligus memberi nutrisi pada kulit.
3. Bisa menghilangkan bau badan.
4. Mampu merevitalisasi sel kulit baru dan menjaga kelembapan kulit.
5. Mampu menghilangkan bekas jerawat, flek, dan noda hitam membandel.
6. Bisa menghilangkan selulit jika dilakukan secara teratur.
7. Dapat memperbaiki sirkulasi darah dan memecah lemak di tubuh yang dapat menimbulkan selulit.
8. Berfungsi sebagai astringent karena kandungan pH-nya sama dengan kulit kita (4,5) sehingga mampu mengurangi dan menghilangkan jerawat ataupun noda di kulit.
9. Memberi proteksi terhadap sinar UVA atau UVB.

Pengusir bau tak sedap

1. Untuk cucian piring yang berlemak dan menebar bau amis, sebelum dicuci, dapat menyirampakan ampas kopi bekas minum pada cucian tersebut.
2. Untuk menghilangkan bau tangan yang amis karena ikan atau bau bawang putih, gosokan kopi pada tangan yang bau tersebut di atas. 
3. Untuk menghilangkan bau sepatu yang tidak sedap, taburkan sedikit bubuk kopi ke dalam sepatu. Diamkan selama 30 menit lalu bersihkan. (Sumber: Mom&Kiddie)
(//nsa)