Senin, 23 Desember 2013

haa iki : Kilas Balik Centurygate: Mafia Kaki Tangan Yahudi dan Amerika

Mantan menko ekuin Kwik Kien Gie mencermati skandal Centurygate dan para pelaku utamanya. Berikut ini catatan kritisnya: Mundurnya Sri Mulyani Indrawati (SMI) sebagai Menteri Keuangan RI menimbulkan kehebohan dan banyak pertanyaan tentang penyebab yang sebenarnya. Ada yang mengatakan bahwa perpindahannya pada pekerjaan yang baru di World Bank (WB) adalah hal yang membanggakan. Tetapi ada yang berpendapat, bahkan berkeyakinan tidak wajar, terutama kalau dikaitkan dengan skandal Bank Century (Century).
Saya (Kwik Kian gie) termasuk yang berpendapat, bahkan yakin sangat tidak wajar. Alasan-alasan saya sebegai berikut.
Beberapa ungkapan dan pernyataan dalam berbagai pidato perpisahannya mengandung teka-teki dan mengundang banyak pertanyaan, yaitu : “Jangan ada pemimpin yang mengorbankan anak buahnya.” “Saya tidak bisa didikte”. “Saya menang”. “Saya tidak minggat, saya akan kembali”.
Dalam pidato serah terimanya kepada Menkeu yang baru menangisnya tidak wajar, berkali-kali dan sangat-sangat sedih. Lucu, menyatakan menang kok menangis sampai seperti itu. Juga sangat tidak wajar adanya sikap yang demikian fanatiknya dari staf Departemen Keuangan dengan ungkapan belasungkawa, seolah-olah SMI sudah meninggal.
SMI sedang diperiksa oleh KPK sebagai tindak lanjut dari penyelidikan tentang skandal Century. Dalam proses yang sedang berjalan, Bank Dunia menawarkan jabatan dengan dimulainya efektif pada tanggal 1 Juni 2010. Bank Dunia yang selalu mengajarkan good governance dan supremasi hukum ternyata sama sekali tidak mempedulikan adanya proses hukum yang sedang berlangsung terhadap diri SMI.
Menurut Jakarta Post, yang memberitakan melalui siaran pers tentang pengangkatan SMI sebagai managing director di WB adalah WB sendiri. Setelah itu, melalui wawancara barulah SMI mengakui bahwa berita itu benar. Itu terjadi pada tanggal 4 Mei 2010.
Juru bicara Presiden memberi pernyataan bahwa Presiden SBY akan memberi konperensi pers setelah memperoleh ketegasan dari Presiden WB Robert Zoelick. Namun sehari kemudian diberitakan bahwa SBY telah menerima surat dari Presiden WB pada tanggal 25 April 2010. Mengapa SBY merasa perlu berpura-pura seperti ini ?
Dalam konperensi persnya, SBY memuji SMI sebagai salah seorang menteri terbaiknya yang disertai dengan rincian prestasi dan capaian-capaiannya. Tetapi justru dengan bangga melepaskan SMI supaya tidak melanjutkan baktinya kepada bangsa Indonesia.
SMI diberi waktu 72 jam untuk memberikan jawabannya menerima atau menolak tawaran WB. Tetapi SMI tidak membutuhkan waktu itu, karena dalam 24 jam langsung saja memberikan jawaban bahwa dirinya menerima tawaran itu. Dan antara penerimaan tawaran dan efektifnya dia berfungsi di WB hanya 25 hari. Seorang sopir saja membutuhkan waktu transisi yang lebih lama untuk majikannya perorangan. Tetapi SMI dan SBY merasa tidak apa-apa kalau jangka waktu tersebut hanyalah 25 hari.
Mustahil bahwa WB yang mempunyai kantor perwakilan di Indonesia tidak mengetahui dan tidak mengikuti bekerjanya Pansus Century di DPR. Mustahil juga bahwa kantor perwakilan WB di Jakarta dan kantor pusatnya tidak mengetahui isi dari Laporan BPK. Dengan sendirinya juga mustahil bahwa WB tidak mengetahui bahwa sampai dibuktikan sebaliknya, SMI memang belum bersalah, tetapi jelas bermasalah yang masih dalam proses penyelesaian dan kejelasan oleh KPK.
Tetapi WB yang di seluruh dunia mengumandangkan dan mengajarkan Good Governance dan jagoan dalam menegakkan supremasi hukum melakukan penginjak-injakan proses hukum yang sedang berjalan di KPK.
Ketika itu, tindakan WB jelas melecehkan dan bahkan menganggap keseluruhan proses yang telah berjalan di Pansus Century DPR RI sebagai tidak ada atau hanya dagelan saja. Maka sangatlah menyedihkan bahwa sikap yang demikian oleh WB didukung oleh Presiden RI, sedangkan SMI bersikap tidak akan ada siapapun di Indonesia yang bisa menyentuhnya selama WB ada di belakangnya.
Ketika berita itu meledak, banyak orang termasuk saya sendiri yang bertanya-tanya, apakah pengangkatannya ini tidak akan menimbulkan gejolak. Ternyata sama sekali tidak. Dalam waktu 10 hari sudah tidak ada lagi yang berbicara dengan nada kritis. Sebaliknya, banyak sekali yang berbicara dengan nada memuji.
Yang lebih mengejutkan lagi iyalah praktis tidak ada elit politik Indonesia yang marah kepada WB. Sebaliknya, dalam konperensi persnya Presiden RI SBY merasa berterima kasih kepada WB yang telah memberikan penghargaan kepada Indonesia, karena telah sudi memungut SMI menduduki jabatan yang terhormat di WB sebagai Managing Director.
Ada suara dari DPR, terutama dari Faisal Akbar (Hanura) yang menyerukan agar SMI dicekal sebelum pemeriksaannya oleh KPK tuntas dengan kesimpulan bahwa SMI memang bersih dalam kebijakannya bailout Century. Namun pernyataan yang sangat logis ini tidak bergaung. Respons dari KPK justru mengatakan bahwa pemeriksaan dapat dilanjutkan di Washington, DC. Langsung saja muncul reaksi yang mengatakan bahwa pemeriksaan semacam ini akan sangat mahal, karena jaraknya yang jauh, dan juga akan terkendala oleh tersedianya dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Saya sendiri tidak dapat membayangkan bahwa WB akan mengizinkan adanya seorang managing director–nya diperiksa oleh KPK di markas WB di Washington, DC.
Tadinya saya berpikir bahwa kalau dilakukan, pemeriksaan seorang managing director oleh KPK di Washington, DC pasti akan menarik perhatian pers internasional. Ternyata salah. Kenyataan adanya pengangkatan seorang MD WB yang bermasalah sama sekali tidak menarik perhatian pers internasional, terutama pers AS. Masih segar dalam ingatan kita betapa hebohnya reaksi pers internasional ketika Paul Wlfowitz terlibat skandal, sehingga memaksanya mengundurkan diri. Apa artinya ? Begitu hebatkah SMI, atau begitu remehnya bangsa Indonesia di mata pers internasional, sehingga peristiwa Century yang sedang berlangsung dianggap tidak ada ?
Episode paling akhir dari hijrahnya SMI ke WB adalah penampilan SMI dalam pertemuan-pertemuan perpisahan. Pidatonya yang mendapat tepuk tangan sambil berdiri (standing ovation) dari orang-orang seperti Gunawan Mohammad, Marsilam Simanjuntak, Wimar Witoelar mengundang renungan apa gerangan yang ada di belakang ucapannya yang hanya sepotong tanpa penjelasan lanjutannya itu ? Yaitu : “Saya menang”, “Jangan lagi ada pemimpin yang tidak melindungi atau mengorbankan anak buahnya.” “I will come back” yang sangat mirip dengan ucapan Mac Arthur : “ I shall return”. Akankah SMI membentuk semacam pemerintahan in exile yang akan kembali menjadi Presiden RI ? Sudah ada yang menyuarakan bahwa SMI-lah yang paling cocok untuk menjadi Presiden RI di tahun 2014.
Di satu pihak demikian gagah beraninya sikap yang ditunjukkan oleh SMI dalam beberapa pidatonya, tetapi beliau menangis berkali-kali dengan wajah yang sangat-sangat sedih ketika berpidato dalam acara serah terima jabatan kepada Menteri Keuangan yang baru. Ada apa ? Sedihkah ? Menurut SMI sendiri tidak, dia menangis karena merasa “plong”, merasa lega. Bukankah orang menangis karena sedih atau karena terharu ? Kalau lega, apalagi “plong” biasanya bersorak sorai.
Apa pula yang menyebabkan Presiden SBY menghapus pengangkatan Anggito Abimanyu sebagai Wakil Menteri Keuangan tanpa yang bersangkutan diberitahu sebelumnya. Anggito mengetahuinya dari media massa seperti kita semua. Maka demi harga diri profesional, dia mengundurkan diri, membuang semua karir cemerlang yang dijalaninya. Demikian kejam, manipulatif, raja tega, main diktator, ataukah ada kekuatan besar, ada big stream that Presdient SBY can not resist ?
Metaforsa Berkeley Mafia Menjadi Organisasi Tanpa Bentuk (OTB)
Fenomena adanya sekelompok ekonom yang dikenal dengan sebutan Berkeley Mafia sudah kita ketahui. Aliran pikiran yang dihayati oleh kelompok ini juga sudah kita kenali. Komitmennya membela rakyat Indonesia ataukah membela kepentingan-kepentingan yang diwakili oleh 3 lembaga keuangan internasional (Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia dan IMF) juga sudah diketahui oleh masyarakat luas.
Pembentukan kelompok yang terkenal dengan nama Berkeley Mafia sudah dimulai sejak lama. Namanya menjadi terkenal dalam Konperensi Jenewa di bulan November 1967 yang akan diuraikan lebih lanjut pada bagian akhir tulisan ini.
Awalnya kelompok ini adalah para ekonom dari FE UI yang disekolahkan di Universitas Berkeley untuk meraih gelar Ph.D. Tetapi lambat laun menjadi sebuah Organisasi Tanpa Bentuk (OTB) yang sangat kompak dan kokoh ideologinya. Ideologinya mentabukan campur tangan pemerintah dalam kehidupan ekonomi.
Afiliasinya dengan kekuatan asing yang diwakili oleh Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia dan IMF, sehingga sangat sering memenangkan kehendak mereka yang merugikan bangsanya sendiri. Lambat laun para anggotanya meluas dari siapa saja yang sepaham. Banyak ekonom yang tidak pernah belajar di Universitas Berkeley, bahkan tidak pernah belajar di UI menjadi anggota.
Mereka membentuk keturunan-keturunannya
Anggotanya ditambah dengan para sarjana ilmu politik dari Ohio State University dengan Prof. Bill Liddle sebagai tokohnya, karena dia merasa dirinya “Indonesianist” dan diterima oleh murid-muridnya sebagai akhli tentang Indonesia. Paham dan ideologi yang dihayatinya sama.
Kemudian diperkuat dengan orang-orang yang merasa dirinya paling pandai di Indonesia, sedangkan rakyatnya masih bodoh. Sikapnya seperti para pemimpin dan kader Partai Sosialis Indonesia (PSI) dahulu, yang dipimpin oleh Sutan Sjahrir. Kecenderungannya memandang rendah dan sinis terhadap bangsanya sendiri, dengan sikap yang selalu tidak mau menjawab kritikan terhadap dirinya, melainkan disikapi dengan senyum yang khas, bagaikan dewa yang sedang tersenyum sinis.Sikap ini terkenal dengan sikap “senyum dewata”. Dengan senyum dewata banyak masalah sulit yang sedang menggantung memang menjadi lenyap.
Dengan demikian sebutan Berkeley Mafia sebaiknya diganti dengan Organisasi Tanpa Bentuk (OTB).
Ilustratif tentang adanya OTB ini adalah pidato Dorodjatun Kuntjorojakti yang pertama kali dalam forum CGI sebagai Menko Perekonomian dalam kabinet Megawati. Kepada sidang CGI diberikan gambaran tentang perekonomian Indonesia. Setelah itu dikatakan olehnya bahwa dia mengetahui kondisi perekonomian Indonesia dengan cepat karena dia selalu asistennya Prof. Ali Wardhana dan dekat dengan Prof. Widjojo Nitisastro. Selanjutnya dikatakan bahwa “dirinya bukan anggota partai politik. Tetapi kalau toh harus menyebut organisasinya, sebut saja Partai UI Depok”. Setengah bercanda, setengah bangga, secara tersirat Dorodjatun mengakui bahwa OTB memang ada, pandai, profesional dan berkuasa.
Kaitan Sri Mulyani Indrawati (SMI), Peran Kelompok “Berkeley Mafia” danPengangkatannya sebagai Managing Director di Bank Dunia
Jauh sebelum SMI menjadi “orang”, Berkeley Mafia sudah lahir dan sangat instrumental buat kekuatan asing. SMI adalah salah satu kader yang berkembang menjadi “Don”.
Marilah kita telusuri sejarahnya. Pencuatan Berkeley Mafia yang pertama kali dan fenomenal terjadi di Jenewa di bulan November 1967, ketika mereka mendukung atau lebih tepat “mengendalikan” pimpinan delegasi RI, yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Adam Malik. Tentang hal ini akan saya kemukakan pada bagian akhir tulisan ini dengan mengutip John Pilger, Jeffrey Winters dan Bradley Simpson yang akan diuraikan pada bagian akhir tulisan ini. Kita fokus terlebih dahulu pada jejak dan track record SMI.
Jejak SMI dan Track Recordnya sebagai Kader OTB yang sangat Gigih dan Militan
SMI adalah orang yang sejak awal sudah disiapkan sebagai kader yang militan dari OTB. Seperti yang lain-lainnya, karir dimulai dari FE-UI. Karirnya yang menonjol tidak sebagai dosen, tetapi sebagai Direktur Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat UI (LPEM UI). Tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa FE UI dan Departemen Keuangan adalah pusat pengkaderan OTB.
Ketika sudah terlihat jelas bahwa PDI-P akan menang dalam pemilu tahun 1999, dan Ketua Umumnya Megawati diperkirakan pasti akan menjadi Presiden, Kongres-nya di Bali menarik perhatian dari seluruh dunia. Saya terkejut melihat SMI, Dr. Sjahrir almarhum dan teknokrat Berkeley Mafia lainnya hadir dalam Kongres tersebut yang mendapat tempat khusus di stadion berlangsungnya pidato pembukaan oleh Megawati, yaitu duduk di kursi di bawah panggung.Tidak berdiri di depan panggung bersama-sama dengan massa yang mendengarkan pidato Ketua Umum PDI-P.
Buat saya sangat mengherankan karena Berkeley Mafia adalah arsitek pembangunan ekonomi di era Soeharto yang dengan sendirinya bersikap berseberangan dan sangat melecehkan serta memandang rendah PDI-P. Mengapa mereka sekarang hadir dalam Kongres PDI-P ? Ternyata mereka dibawa oleh orang yang ketika itu sangat dekat dengan Megawati. Mereka diperkenalkan kepada Megawati sebagai calon-calon menteri dalam Kabinet Mega nantinya.
Dari sini sangatlah jelas bahwa buat OTB, yang penting memegang kekuasaan ekonomi tanpa peduli siapa Presidennya dan tanpa peduli apa ideologi Presidennya. Mereka mempunyai organisasi sendiri yang saya sebut OTB tadi dengan kekuatan dan pengaruh yang sangat besar. Sepanjang 32 tahun rezim Soeharto, mereka selalu memegang tampuk kekuasaan ekonomi.
Ketika pak Harto mengundurkan diri dan digantikan oleh Habibie, walaupun sudah tidak 100% lagi, kekuasaan ekonomi ada di tangan para menteri OTB.
Sejak pak Harto berkuasa sampai dengan Megawati, dua Don dari OTB, Widjojo Nitisastro dan Ali Wardhana selalu secara resmi penasihat Presiden atas dasar Keputusan Presiden.
Habibie digantikan oleh Gus Dur sebagai Presiden. Dalam kabinet Gus Dur tidak ada satupun menteri dari OTB. Menko EKUIN dipegang oleh Kwik Kian Gie (KKG), Menteri Keuangannya Bambang Sudibyo, Menteri Perdagangan dan Industri Jusuf Kalla. Tiga orang ini jelas tidak ada sangkut pautnya dengan OTB dan sama sekali tidak dapat dipengaruhi oleh OTB.
Dalam waktu singkat Gus Dur ditekan oleh kekuatan internasional dan kekuatan para pengusaha besar di dalam negeri untuk memecat KKG. Karena sudah lama bersahabat, Gus Dur menceriterakannya terus terang kepada KKG, sambil mengatakan bahwa beliau telah mencapai kompromi dibentuk Dewan Ekonomi Nasional (DEN) dengan Emil Salim sebagai Ketua dan SMI sebagai sekretarisnya. Di dalamnya ada beberapa anggota yang hanya berfungsi sebagai embel-embel.
Mereka tidak pernah aktif kecuali SMI dan Emil Salim. DEN berhak menghadiri setiap rapat koordinasi oleh Menko EKUIN. Sebelum dan setelah KKG menjabat Menko EKUIN DEN tidak pernah ada. Jadi DEN memang khusus diciptakan untuk menjaga, mengawasi dan memata-matai KKG supaya jangan neko-neko terhadap OTB dan kepentingan World Bank, Bank Pembangunan Asia dan IMF.
Dalam rapat koordinasi yang pertama KKG mengatakan kepada para menteri yang ada dalam koordinasinya bahwa kita sedang berhadapan dengan IMF yang mengawasi dengan ketat pelaksanaan Letter of Intent (LoI). Banyak dari butir-butir dalam LoI yang merugikan bangsa Indonesia, antara lain, bea masuk untuk impor beras dan gula harus nol persen, sedangkan ketika itu produksi dalam negeri melimpah.
Maka KKG mengatakan supaya para menteri bersikap membela kepentingan bangsa Indonesia, kalau perlu menelikung, menghambat atau menyiasati LoI yang merugikan bangsa kita. Kalau mereka menghadapi persoalan KKG sebagai Menko EKUIN akan bertanggung jawab. Beberapa hari kemudian Emil Salim mendatangi KKG menegur dengan keras bahwa KKG tidak boleh bersikap seperti itu. KKG harus taat melaksanakan semua butir yang ada di dalam LoI, karena KKG sendirilah sebagai Menko EKUIN yang menandatangani LoI.
Beberapa hari lagi setelah itu, Bambang Sudibyo (Menkeu), KKG dan Emil Salim dipanggil oleh Gus Dur. Gus Dur mempersilakan Emil Salim mengkuliahi KKG dan Bambang Sudibyo yang isinya tiada lain adalah butir-butir dari LoI.
Mungkin dirasakan tidak mempan, sidang kabinet diselenggarakan secara khusus yang agendanya tunggal, yaitu membahas LoI. Kepada setiap menteri diberikan selembar formulir yang isinya butir-butir LoI yang harus dilaksanakan oleh masing-masing menteri yang bersangkutan, dan kemudian harus ditandatangani. Menteri-menteri menggerutu diperlakukan seperti anak SD.
Dalam sidang kabinet itu, Mensesneg Bondan Gunawan membacakan uraiannya tentang butir-butir LoI yang mutlak harus dilaksanakan oleh setiap menteri, lengkap dengan slides. SMI hadir dalam sidang kabinet itu. Seusai membacakannya, Bondan sambil berkeringat menggerutu kepada KKG sambil mengatakan “diamput” bahwa dirinya tidak mengerti ekonomi kok disuruh memaparkan hal-hal seperti itu. Ketika KKG menanyakannya siapa yang membuatnya, dijawab singkat : SMI.
Sebagai Menko EKUIN KKG ex officio menjabat Ketua KKSK yang memimpin dan memutuskan tentang rekapitalisasi bank-bank seperti yang tercantum dalam LoI. Dalam rapat tentang rekap BNI sebesar Rp. 60 trilyun, LoI mengatakan bahwa rekap dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama sebesar Rp. 30 trilyun, seluruh Direksi diganti dan dipantau apakah bekerja dengan baik menurut ukuran IMF. Kalau ya, maka Rekap. kedua sebesar Rp. 30 trilyun dilakukan.
Darmin Nasution yang ketika itu Direktur di Kementerian Keuangan hadir mewakili Depkeu. Dia mengusulkan supaya Rekap. dilakukan sekaligus saja sebesar Rp. 60 trilyun, agar pemerintah tidak perlu dua kali minta izin/melaporkan kepada DPR. SMI yang hadir protes, mengatakan bahwa dalam LoI tercantum Rekap. dalam dua tahap. KKG merasa usulan Darmin Nasution masuk akal. Maka diputuskan olehnya bahwa Rekap. dilakukan sekaligus. Terlihat SMI sibuk dengan HP-nya.
Seusai rapat, begitu KKG tiba di ruang kerjanya dari ruang rapat, telpon berdering dari John Dordsworth, Kepala Perwakilan IMF di Jakarta yang marah-marah karena KKG memutuskan tentang Rekap. BNI yang bertentangan dengan ketentuan LoI. Begitu telpon diletakkan telpon bordering lagi dari Bambang Sudibyo yang menceriterakan bahwa dirinya baru dimarah-marahi oleh Mark Baird, Kepala Perwaklian Bank Dunia di Jakarta tentang hal yang sama.
Sangat jelas tugas SMI ternyata melaporkan segala sesuatu yang dilakukan oleh Pemerintah dan dianggap menyimpang dari yang dikehendaki oleh IMF, walaupun yang dikehendaki oleh IMF merugikan bangsa Indonesia.
Peristwa selanjutnya adalah ketika KKSK harus merekap Bank Danamon. Bank Danamon diwakili oleh Dirutnya, seorang Amerika bernama Milan Schuster dan Direkturnya puteranya Ali Wardhana, Mahendra Wardhana. Mereka mengemukakan bahwa Bank Danamon menderita kerugian setiap bulannya dan CAR-nya juga di bawah 8%. KKG bertitik tolak dari jumlah kerugian setiap bulannya.
Untuk menutup kerugian ini, surat utang pemerintah yang bernama Obligasi Rekapitalisasi Perbankan (OR) yang harus diinjeksikan haruslah Rp. X yang harus memberikan pendapatan bunga sebesar kerugian Bank Danamon. Maka keluarlah angka Rp. 18 trilyun.
Dengan pendapatan bunga sebesar 1% sebulan dari OR yang Rp. 18 trilyun, kerugian Bank Danamon akan tertutup, atau Bank Danamon tidak akan bleeding lagi. SMI langsung protes mengatakan bahwa menginjeksi OR sebesar Rp. 18 trilyun berarti menjadikan CAR-nya sebesar 36%, sedangkan LoI memerintahkan merekap bank-bank sampai CAR-nya menjadi 8% saja.
KKG tidak peduli, karena yang hendak dicapai adalah supaya Bank berhenti merugi. Kalau rekap dilakukan dengan jumlah yang hanya cukup untuk menjadikan CAR 8% saja, pendapatan bunganya akan jauh lebih kecil daripada kerugiannya, sehingga rekapitalisasi tidak akan menghentikan kerugian-nya (masih tetap bleeding).
Kebijakan KKG yang menyimpang dari LoI, tetapi jelas-jelas lebih logis ini ternyata dilaporkan kepada IMF oleh SMI. Saya mengetahui tentang hal ini, karena ketika melakukan kunjungan kehormatan pada Menteri Keuangan Larry Summers di kantornya di Washington, DC, saya diterima oleh Larry Summers sendiri sebagai Menteri Keuangan, didampingi oleh Timothy Geithner selalu Deputy-nya plus beberapa pejabat tinggi lainnya yang memarahi KKG bahwa KKG selalu menelikung LoI-nya IMF. Ketika saya tanyakan tentang apa konkretnya sebagai contoh, dia menceriterakan persis seperti yang dikatakan oleh SMI dalam rapat KKSK.
Selaku Menko EKUIN KKG harus memimpin delegasi RI ke Paris Club untuk berunding tentang penjadwalan kembali pembayaran hutang yang sudah jatuh tempo, karena Pemerintah tidak mampu membayarnya. KKG diundang ke Departemen Keuangan guna menerima penjelasan-penjelasan tentang jalannya perundingan, dan juga diberikan arahan-arahan oleh 3 perusahaan konsultan asing yang terkenal dengan nama “Troika”.
Saya lupa nama dari masing-masing perusahaan konsultan tersebut. Dikatakan juga bahwa KKG beserta delegasinya (Dono Iskandar dari BI dan Jusuf Anwar dari Depkeu) harus siap bahwa lamanya perundingan 24 jam non stop tanpa dapat tidur, yaitu dari jam 10.00 pagi sampai jam 10.00 pagi keesokan harinya.
KKG mengatakan bahwa dia tidak mau mengikuti skenario yang seperti itu. KKG minta kepada para petinggi Depkeu yang hadir agar mempersiapkan gambaran menyeluruh tentang posisi hutang luar negeri RI. KKG akan mengatakan bahwa jumlah hutang yang demikian besarnya adalah kesalahan negara-negara pemberi hutang juga, yang sejak tahun 1967 menggerojok hutang kepada Indonesia melalui IGGI/CGI.
Setelah mengucapkan pidato singkat ini KKG akan tidur, dan mempersilakan mereka berunding sesukanya. Apa yang merekaputuskan akan dipenuhi oleh KKG kalau dianggap reasonable dan fair, tetapi kalau dianggap tidak fair akan ditolak dan KKG akan segera terbang kembali ke Indonesia sambil mengatakan akan berani menghadapi resiko apapun.
Beberapa hari kemudian Marsilam Simanjuntak (Mensesneg) menelpon KKG memberitahukan bahwa Presiden Gus Dur telah menerbitkan Keputusan Presiden yang membentuk Tim Asistensi pada Menko EKUIN yang harus mengawal (baca mengawasi dan mengendalikan) Menko EKUIN selama perundingan Paris Club.
Ketuanya Widjojo Nitisastro dan Sekretarisnya SMI. Memang selama perundingan Widjojo N. dan SMI mengapit KKG dan Bambang Sudibyo selama 24 jam, supaya mereka menjaga bahwa KKG benar-benar menanggapi pasal demi pasal dari para anggota Paris Club.
Ketika Megawati menjabat Presiden, diberitakan di Kompas bahwa SMI akan menjabat sebagai anggota Board of Directors IMF di Washington mewakili Indonesia. KKG menanyakan hal itu kepada Mega. Beliau terkejut sambil mengatakan : “kok enak saja, kan harus dengan persetujuan saya ?”, sambil mengatakan juga bahwa beliau tidak pernah mengetahuinya dan tidak pernah menandatangani Keppres untuk itu.
Beberapa hari kemudian diberitakan lagi di Kompas bahwa SMI sudah akan efektif menjabat per tanggal tertentu. KKG menanyakan hal itu lagi kepada Megawati, dan dijawab bahwa Keppresnya memang sudah ditandatangani dengan alasan “…daripada, daripada ….”
Konon kabarnya, sebelum susunan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) I terbentuk, SBY didatangi oleh Dubes AS Ralph Boyce dan Kepala Perwakilan Bank Dunia di Jakarta Andrew Steer. Mereka mengatakan bahwa kendali ekonomi hendaknya diberikan kepada SMI, Boediono dan Mari Pangestu. Boediono menolak yang bisa dipahami.
Seusai sidang kabinet Megawati terakhir Boediono berpamitan dengan rekan-rekan menterinya. Dia mengatakan bahwa salah satu dari kita bisa saja diminta lagi oleh SBY untuk duduk dalam kabinetnya. Tetapi dia (Boediono) tidak akan mau duduk dalam pemerintahan. Dia sudah fed up dan akan kembali ke kampus saja. Saya termasuk yang diberitahu tentang hal ini.
Maka saya tidak heran mendengar bahwa Boediono menolak tawaran SBY untuk duduk dalam KIB-nya. Namun ketika SBY tidak tahan tekanan publik, beliau mengumumkan akan melakukan reshuffle kabinet.
Saya mendengar bahwa Boediono sedang “digarap” habis-habisan untuk mau menjadi Menko Perekonomian, dan terjadilah itu. Ini saya gambarkan betapa mutlak pengaruh kekuatan internasional dalam mengendalikan kebijakan ekonomi Indonesia.
Lebih hebat lagi, Jakarta Post tanggal 25 Mei 2009 memberitakan bahwa ketika Boediono ditanya, faktor apa yang mendorongnya mau menerima pencalonan dirinya sebagai Wakil Presiden dijawab olehnya : “because of a big stream that I can not resist”, yang berarti karena arus (kekuatan) besar yang tidak dapat ditahannya.
Saya merasa perlu menceriterakan ini karena hubungannya antara SMI dan Boediono yang sama-sama anggota senior OTB dan sama-sama disodorkan kepada SBY agar mereka dan Mari Pangestu memegang kekuasaan ekonomi di Indonesia.
Kenyataan-kenyataan ini jelas relevan dalam menjelaskan mengapa pengangkatan SMI sebagai managing director WB yang sangat tidak wajar dan menghina bangsa Indonesia itu berjalan demikian mulusnya.
Di tengah-tengah menjalankan tugas sebagai Menkeu yang dalam proses pemeriksaan oleh KPK sebagai tindak lanjut dari hasil kerja Pansus DPR tentang Bank Century, SMI mengumumkan pengunduran dirinya untuk menjabat sebagai managing director di WB mulai tanggal 1 Juni 2010, seperti yang kita ketahui bersama.
Saya mempunyai pengalaman yang menyangkut SMI dan Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta. Ceriteranya sebagai berikut : hibah dari Uni Eropa kepada Indonesia menurut investigasi WB dikorup. Karena pelaksananya Bappenas, maka saya “diperiksa” oleh Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.
Yang dipermasalahkan bukan KKG mengkorup, tetapi mengapa KKG membayar kembali hibah yang dituntut oleh WB sebesar USD 500 juta sedangkan yang dikorup hanyalah sekitar USD 30.000. Mengembalikan hibah seluruhnya sebesar USD 500 juta dianggap merugikan keuangan negara.
Tetapi ketika salah paham, bahwa justru KKG yang berkelahi tidak mau membayar dan SMI yang sebagai Menteri Keuangan yang membayarnya, SMI-nya tidak diapa-apakan. KKG juga tidak diapa-apakan, tetapi sempat diperiksa. Berkaitan dengan ini ada hal sejenis yang terpublikasikan secara luas. Indonesia menerima hutang dari WB sebesar USD 4,7 juta untuk membangun proyek infra struktur. Menurut WB lagi sebagian dikorup, dan karena itu minta supaya seluruh hutang yang USD 4,7 juta dikembalikan.
Tidak jelas dikembalikan atau tidak. Rasanya dikembalikan dan tidak ada konsekwensinya, walaupun dianggap merugikan dan mengacaukan perencanaan keuangan negara. Saya kemukakan ini karena ada kecenderungan segala sesuatunya akan kebal hukum apabila WB ada di belakangnya.
Jelas ini merupakan faktor yang bisa menjelaskan mengapa pengangkatan SMI oleh WB langsung saja mematikan urusannya dengan KPK tentang Century yang sebelumnya demikian gegap gempitanya.
SMI, Berkeley Mafia, Kekuatan Asing dan Sejarah Pekembangannya
Kekuatan asing yang boleh dikatakan menentukan semua kebijakan ekonomi dan keuangan Indonesia diwakili oleh tiga lembaga keuangan internasional, yaitu Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia dan IMF.
Ketika KKG sebagai Menko EKUIN pertama kali harus mengucapkan pidato di depan CGI dalam pembukaan rapat tahunannya, kepada KKG disodorkan naskah pidato oleh staf yang jelas anggota OTB. Isinya sama sekali tidak disetujui oleh KKG, dan dia minta kepada staf yang bersangkutan supaya diubah dengan arahan dari KKG.
Dia menolak sambil mengatakan bahwa sudah menjadi tradisi sejak dahulu kala bahwa pidato pembukaan IGGI/CGI oleh Ketua Delegasi RI haruslah dibuat oleh WB melalui staf Menko EKUIN. Akhirnya saya membuatnya sendiri yang isinya sesuai dengan hati nurani dan keyakinan saya, yang ternyata isinya mengejutkan pimpinan sidang, Wakil Presiden WB Dr. Kasum.
Pidato yang saya ucapkan mengandung tiga inti. Yang pertama, kalau Indonesia tidak mampu membayar cicilan pokok utang beserta bunga yang jatuh tempo, negara-negara IGGI/CGI ikut bersalah, karena barang siapa memberi utang harus mengevaluasi apakah yang diberi utang akan mampu membayar cicilan utang pokoknya beserta bunganya tepat waktu.
Kalau ternyata tidak bisa, negara-negara pemberi utang harus ikut bertanggung jawab dalam bentuk hair cut. Bukan hanya penundaan pembayaran cicilan utang pokoknya saja, yang sifatnya menggeser beban di kemudian hari, sedangkan bunganya pembengkak.
Kedua, KKG protes penggunaan istilah “negara donor”, dan minta supaya istilah yang sudah dibakukan oleh WB bersama-sama dengan para ekonom OTB itu diganti dengan istilah “negara kreditur” atau “negara pemberi utang”. Ketiga, KKG juga protes digunakannya istilah “aid” atau bantuan, dan minta diganti dengan “loan” atau kredit. Kesemuanya tidak dihiraukan. Belakangan saya mendengar dari Dr. Satish Mishra yang khusus diperbantukan pada Indonesia oleh PBB selama krisis.
Dia memberitahukan kepada saya bahwa walaupun segala sesuatu yang saya katakan masuk akal, para ekonom OTB sendiri bersama-sama dengan WB, Bamk Pembangunan Asia dan IMF menyikapinya dengan “let him talk”. Biarlah dia bicara, tidak akan ada dampaknya sama sekali.
Sejarah Penguasaan Ekonomi Indonesia oleh Kekuatan Asing dan Kelompok Berkeley Mafia
Mari sekarang kita telaah bagaimana beberapa ahli dan pengamat asing melihat peran kekuatan asing dan kelompok Berkeley Mafia dalam perekonomian Indonesia sejak tahun 1967.
Saya kutip apa yang ditulis oleh John Pilger dalam bukunya yang berjudul “The New Rulers of the World.” Saya terjemahkan seakurat mungkin ke dalam bahasa Indonesia sebagai berikut :
“Dalam bulan November 1967, menyusul tertangkapnya ‘hadiah terbesar’, hasil tangkapannya dibagi. The Time-Life Corporation mensponsori konperensi istimewa di Jenewa yang dalam waktu tiga hari merancang pengambil alihan Indonesia. Para pesertanya meliputi para kapitalis yang paling berkuasa di dunia, orang-orang seperti David Rockefeller.
Semua raksasa korporasi Barat diwakili : perusahaan-perusahaan minyak dan bank, General Motors, Imperial Chemical Industries, British Leyland, British American Tobacco, American Express, Siemens, Goodyear, The International Paper Corporation, US Steel. Di seberang meja adalah orang-orangnya Soeharto yang oleh Rockefeller disebut “ekonoom-ekonom Indonesia yang top”.
“Di Jenewa, Tim Sultan terkenal dengan sebutan ‘the Berkeley Mafia’, karena beberapa di antaranya pernah menikmati beasiswa dari pemerintah Amerika Serikat untuk belajar di Universitas California di Berkeley. Mereka datang sebagai peminta-minta yang menyuarakan hal-hal yang diinginkan oleh para majikan yang hadir. Menyodorkan butir-butir yang dijual dari negara dan bangsanya, Sultan menawarkan : …… buruh murah yang melimpah….cadangan besar dari sumber daya alam ….. pasar yang besar.”
Di halaman 39 ditulis : “Pada hari kedua, ekonomi Indonesia telah dibagi, sektor demi sektor. ‘Ini dilakukan dengan cara yang spektakuler’ kata Jeffrey Winters, guru besar pada Northwestern University, Chicago, yang dengan mahasiwanya yang sedang bekerja untuk gelar doktornya, Brad Simpson telah mempelajari dokumen-dokumen konperensi.
‘Mereka membaginya ke dalam lima seksi : pertambangan di satu kamar, jasa-jasa di kamar lain, industri ringan di kamar lain, perbankan dan keuangan di kamar lain lagi; yang dilakukan oleh Chase Manhattan duduk dengan sebuah delegasi yang mendiktekan kebijakan-kebijakan yang dapat diterima oleh mereka dan para investor lainnya.
Kita saksikan para pemimpin korporasi besar ini berkeliling dari satu meja ke meja yang lain, mengatakan : ini yang kami inginkan : ini, ini dan ini, dan mereka pada dasarnya merancang infra struktur hukum untuk berinvestasi di Indonesia. Saya tidak pernah mendengar situasi seperti itu sebelumnya, di mana modal global duduk dengan para wakil dari negara yang diasumsikan sebagai negara berdaulat dan merancang persyaratan buat masuknya investasi mereka ke dalam negaranya sendiri.
Freeport mendapatkan bukit (mountain) dengan tembaga di Papua Barat (Henry Kissinger duduk dalam board). Sebuah konsorsium Eropa mendapat nikel Papua Barat. Sang raksasa Alcoa mendapat bagian terbesar dari bauksit Indonesia. Sekelompok perusahaan-perusahaan Amerika, Jepang dan Perancis mendapat hutan-hutan tropis di Sumatra, Papua Barat dan Kalimantan.
Sebuah undang-undang tentang penanaman modal asing yang dengan buru-buru disodorkan kepada Soeharto membuat perampokan ini bebas pajak untuk lima tahun lamanya. Nyata dan secara rahasia, kendali dari ekonomi Indonesia pergi ke Inter Governmental Group on Indonesia (IGGI), yang anggota-anggota intinya adalah Amerika Serikat, Canada, Eropa, Australia dan, yang terpenting, Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia.”
Demikian gambaran yang diberikan oleh Brad Simpson, Jeffrey Winters dan John Pilger tentang suasana, kesepakatan-kesepakatan dan jalannya sebuah konperensi yang merupakan titik awal sangat penting buat nasib ekonomi bangsa Indonesia selanjutnya.
Kalau baru sebelum krisis global berlangsung kita mengenal istilah “korporatokrasi”, paham dan ideologi ini sudah ditancapkan di Indonesia sejak tahun 1967. Delegasi Indonesia adalah Pemerintah. Tetapi counter part-nya captain of industries atau para korporatokrat.
Para Perusak Ekonomi Negera-Negara Mangsa Benarkah sinyalemen John Pilger, Joseph Stiglitz dan masih banyak ekonom AS kenamaan lainnya bahwa hutanglah yang dijadikan instrumen untuk mencengkeram Indonesia ?
Dalam rangka ini, saya kutip buku yang menggemparkan. Buku ini ditulis oleh John Perkins dengan judul : “The Confessions of an Economic Hit man”, atau “Pengakuan oleh seorang Perusak Ekonomi”. Buku ini tercantum dalam New York Times bestseller list selama 7 minggu.
Saya kutip sambil menterjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia sebagai berikut.
Halaman 12 : “Saya hanya mengetahui bahwa penugasan pertama saya di Indonesia, dan saya salah seorang dari sebuah tim yang terdiri dari 11 orang yang dikirim untuk menciptakan cetak biru rencana pembangunan pembangkit listrik buat pulau Jawa.” Halaman 13 : “Saya tahu bahwa saya harus menghasilkan model ekonometrik untuk Indonesia dan Jawa”. “Saya mengetahui bahwa statistik dapat dimanipulasi untuk menghasilkan banyak kesimpulan, termasuk apa yang dikehendaki oleh analis atas dasar statistik yang dibuatnya.”
Halaman 15 : “Pertama-tama saya harus memberikan pembenaran (justification) untuk memberikan hutang yang sangat besar jumlahnya yang akan disalurkan kembali ke MAIN (perusahaan konsultan di mana John Perkins bekerja) dan perusahan-perusahaan Amerika lainnya (seperti Bechtel, Halliburton, Stone & Webster, dan Brown & Root) melalui penjualan proyek-proyek raksasa dalam bidang rekayasa dan konstruksi.
Kedua, saya harus membangkrutkan negara yang menerima pinjaman tersebut (tentunya setelah MAIN dan kontraktor Amerika lainnya telah dibayar), agar negara target itu untuk selamanya tercengkeram oleh kreditornya, sehingga negara penghutang (baca : Indonesia) menjadi target yang empuk kalau kami membutuhkan favours, termasuk basis-basis militer, suara di PBB, atau akses pada minyak dan sumber daya alam lainnya.”
Halaman 15-16 : “Aspek yang harus disembunyikan dari semua proyek tersebut ialah membuat laba sangat besar buat para kontraktor, dan membuat bahagia beberapa gelintir keluarga dari negara-negara penerima hutang yang sudah kaya dan berpengaruh di negaranya masing-masing. Dengan demikian ketergantungan keuangan negara penerima hutang menjadi permanen sebagai instrumen untuk memperoleh kesetiaan dari pemerintah-pemerintah penerima hutang.
Maka semakin besar jumlah hutang semakin baik. Kenyataan bahwa beban hutang yang sangat besar menyengsarakan bagian termiskin dari bangsanya dalam bidang kesehatan, pendidikan dan jasa-jasa sosial lainnya selama berpuluh-puluh tahun tidak perlu masuk dalam pertimbangan.”
Halaman 15 : “Faktor yang paling menentukan adalah Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Proyek yang memberi kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan PDB harus dimenangkan. Walaupun hanya satu proyek yang harus dimenangkan, saya harus menunjukkan bahwa membangun proyek yang bersangkutan akan membawa manfaat yang unggul pada pertumbuhan PDB.”
Halaman 16 : “Claudia dan saya mendiskusikan karakteristik dari PDB yang menyesatkan. Misalnya pertumbuhan PDB bisa terjadi walaupun hanya menguntungkan satu orang saja, yaitu yang memiliki perusahaan jasa publik, dengan membebani hutang yang sangat berat buat rakyatnya. Yang kaya menjadi semakin kaya dan yang miskin menjadi semakin miskin. Statistik akan mencatatnya sebagai kemajuan ekonomi.”
Halaman 19 : “Sangat menguntungkan buat para penyusun strategi karena di tahun-tahun enam puluhan terjadi revolusi lainnya, yaitu pemberdayaan perusahaan-perusahaan internasional dan organisasi-organisasi multinasional seperti Bank Dunia dan IMF.”
Penutup
Fokus tulisan ini adalah peran SMI dalam perpspektif sejarah dan kaitannya dengan hubungan yang sangat erat dan subordinatif pada kekuatan-kekuatan asing, mungkin kekuatan corporatocracy yang diwakili oleh tiga lembaga keuangan internasional, yaitu Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia dan IMF.
Sejak Konperensi Jenewa bulan November 1967 yang digambarkan oleh John Pilger, dalam tahun itu juga lahir UU no. 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing, yang disusul dengan UU No. 6 tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri, dan serangkaian perundang-undangan dan peraturan beserta kebijakan-kebijakan yang sangat jelas menjurus pada liberalsasi.
Dalam berbagai perundang-undangan dan peraturan tersebut, kedudukan asing semakin lama semakin bebas, sehingga akhirnya praktis sama dengan kedudukan warga negara Indonesia. Kalau kita perhatikan bidang-bidang yang diminati dalam melakukan investasi besar di Indonesia, perhatian mereka tertuju pada pertumbuhan PDB Indonesia yang produknya untuk mereka, sedangkan bangsa Indonesia hanya memperoleh pajak dan royalti yang sangat minimal.
Bidang-bidang ini adalah pertambangan dan infra struktur seperti listrik dan jalan tol yang dari tarif tinggi yang dikenakan pada rakyat Indonesia mendatangkan laba baginya.
Bidang lain adalah memberikan kredit yang sebesar-besarnya dengan tiga sasaran : pertama, memperoleh pendapatan bunga, kedua, proyek yang dikaitkan dengan hutang yang diberikan di mark up, dan dengan hutang kebijakan Indonesia dikendalikan melalui anak bangsa sendiri, terutama yang termasuk kelompok OTB untuk ekonomi dan kelompok The Ohio Boys untuk bidang politik.
Keseluruhan ini sendiri merupakan ceritera yang menarik dan bermanfaat sebagai bahan renungan introspeksi betapa kita sejak tahun 1967 sudah dijajah kembali dengan cara dan teknologi yang lebih dahsyat.
Para penjajah Belanda dahulu menanam berbagai pohon yang buahnya bernilai tinggi. Kekejaman mereka terletak pada eksploitasi manusia Indonesia bagaikan budak. Kebun-kebunnya sampai sekarang menjadi PTP yang masih menguntungkan.
Sejak tahun 1967, pengerukan dan penyedotan kekayaan alam Indonesia oleh kekuatan asing, terutama mineral yang sangat mahal harganya dan sangat vital itu dilakukan secara besar-besaran dengan modal besar dan teknologi tinggi. Para pembantunya adalah bangsa sendiri yang berhasil dijadikan kroni-kroninya. Apakah pengangkatan SMI menjadi managing director WB merupakan bagian dari skenario ini saya tidak tahu.
 Kwik Kian Gie, Menko Ekonomi Kabinet Persatuan Nasional 1999-2000 dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional & Ketua Bappenas Kabinet Gotong-Royong 2001-2004

http://www.rimanews.com/read/20131124/128234/kilas-balik-centurygate-mafia-kaki-tangan-yahudi-dan-amerika 

Kamis, 21 November 2013

haa iki : Artidjo, hakim agung yang ditakuti para koruptor




Merdeka.com - Lagi-lagi Artidjo Alkostar membuat publik tercengang. Hakim Agung kelahiran Situbondo, Jawa Timur, pada 22 Mei 1948 ini membanduli Angelina Sondakh dengan hukuman yang lebih berat di tingkat kasasi.

Angelina Sondakh sebelumnya hanya divonis 4 tahun 6 bulan di tingkat Pengadilan Negeri Tipikor, namun vonis itu dilipatgandakan oleh Artidjo, MS Lumme dan Mohammad Askin menjadi 12 tahun.

Sebelumnya trio Hakim Agung (Artidjo Alkostar, MS Lumme dan Mohammad Askin) ini juga memperberat hukuman bagi Tommy Hindratno, pegawai pajak pada Kantor Pajak Sidoarjo, dari 3 tahun 6 bulan menjadi 10 tahun. Trio Hakim Agung ini juga memperberat hukuman Zen Umar, Direktur PT Terang Kita atau PT Tranka Kabel, dari 5 tahun menjadi 15 tahun.

Vonis hukuman naik 3 kali lipat lebih tinggi dari hukuman semula adalah rekor saat ini. Rekor sebelumnya hukuman hanya naik dua kali lipat dan itu pun juga dipegang oleh Artidjo bersama Suryajaya, Abdul Latief, Krisna Harahap, dan MS Lumme yang memperberat hukuman Anggodo Widjojo dari lima tahun menjadi 10 tahun penjara.

Lalu siapa sebenarnya Hakim Artidjo?

Sebelum menjadi hakim agung, Artidjo aktif sebagai dosen tetap Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dan advokat. Sebagai seorang advokat, Artidjo pernah menangani beberapa kasus penting, di antaranya Anggota Tim Pembela Insiden Santa Cruz di Dili (Timor Timur 1992), dan Ketua Tim Pembela gugatan terhadap Kapolri dalam kasus Pelarungan Darah Udin (wartawan Bernas Fuad M Syafruddin).

Alumnus FH UII angkatan 1976 ini juga pernah menjadi Direktur LBH Yogyakarta pada 1983-1989. Artidjo juga pernah menempuh pendidikan untuk lawyer mengenai Hak Asasi Manusia di Columbia University selama enam bulan. Artidjo juga bekerja di Human Right Watch divisi Asia di New York selama dua tahun.

Pulang dari Negeri Paman Sam, Artidjo lalu mendirikan kantor pengacara yang dia namakan Artidjo Alkostar and Associates. Namun pada tahun 2000, pria berdarah Madura ini harus menutup kantor hukumnya karena terpilih sebagai hakim agung.

Artidjo hingga saat ini masih mengajar di kampus almamaternya. Artidjo mengajar setiap Sabtu, dari pagi hingga malam hari. Mantan aktivis HMI ini mengajar hukum acara pidana dan etika profesi serta mengajar mata kuliah HAM untuk S2. Artidjo biasa pulang ke Yogyakarta Jumat sore dan dijemput keponakannya di bandara dengan menggunakan motor.

Saat awal menjadi Hakim Agung, Artidjo bahkan sering naik bajaj atau taksi untuk menuju Gedung Mahkamah Agung. Hal itu karena di awal karirnya, hakim agung belum mendapatkan kendaraan dinas. Bahkan karena belum juga mendapat fasilitas rumah dinas dari MA, Artidjo mengontrak sebuah rumah di perkampungan di Kramat Kwitang, Jakarta Pusat, di belakang deretan bengkel las.

Kesederhanaan dan kejujuran telah menempa Artidjo. Berangkat dari padepokan kesederhanaan dan kejujuran itu kini Artidjo menjadi Hakim Agung yang tanpa ampun menghukum koruptor. Vonis ringan yang dijatuhkan hakim di bawahnya dia rombak dan tetap dengan argumen hukum yang kuat.

Lalu siapa lagi koruptor yang bakal merasakan beratnya palu besi yang digenggam Artidjo?
(dari berbagai sumber)
[hhw]

Jumat, 15 November 2013

haa iki : Naik Motor Aman? Perhatikan Empat Hal Penting Ini

Suzuka, KompasOtomotif - Kampanye keselamatan bermotor kerap didengungkan banyak pihak, seiring meningkatnya kecelakaan pengguna sepeda motor di jalan raya. Namun, pemahaman 'safety riding' sebatas pada penggunaan alat kelengkapan berkendara. Seperti lima perlengkapan mutlak, yakni helm, sarung tangan, jaket, celana panjang, dan sepatu yang menutupi mata kaki. Rasanya pengendara telah mahfum dengan hal tersebut, kendati masih banyak yang mengabaikannya. Lalu apa selanjutnya?
Menurut Aldea Henry, instruktur safety riding binaan PT Astra Honda Motor (AHM) dari Daya Adicipta Mustika yang menjadi juara nasional keselamatan berkendara 2013, setidaknya ada empat tips mendasar yang harus juga diperhatikan, dipahami dan dilaksanakan. Berikut detailnya.
1. Lihat situasi
Tips yang satu ini terdengar sangat sederhana. Pengendara motor, wajib menolehkan kepala ke arah kanan dan agak ke arah belakang, sebelum melajukan kendaraannya. "Ini penting untuk menghindari tabrak belakang. Kita harus memastikan dulu bahwa tidak ada kendaraan lain yang melaju di belakang kita, saat kita akan mulai berkendara," kata Aldea.
Pemandangan itu pula yang terjadi saat puluhan instruktur dari sejumlah negara beradu ketangkasan mengendarai sepeda motor di Sirkuit Suzuka, Jepang, Kamis (14/11/2013). Seluruh instruktur yang berlomba selalu menolehkan kepalanya ke arah kanan belakang sebelum melajukan motor yang mereka tunggangi. Padahal, di arena tersebut tidak ada kendaraan lain yang menyusul. "Hal tersebut memang harus dijadikan kebiasaan, demi keselamatan kita. Semua harus dibiasakan," tegas Aldea.
2. Turunkan Kaki Kiri
Tak banyak pengguna motor yang mengerti, bahwa saat akan berhenti atau merayap di tengah kemacetan, mereka harus menurunkan kaki kiri, dan bukan kaki kanan. "Lalu lintas di negara kita yang berjalan di jalur kiri, mewajibkan kita untuk menurunkan kaki kiri saat menghentikan kendaraan. Hal ini penting agar kaki kita terlindung dari hantaman kendaraan lain di sisi kanan," kata instruktur asal Bandung ini.
Lagi-lagi, contoh tersebut diperlihatkan dalam ujian kompetisi. Para peserta slalom test, maupun braking (pengereman) selalu menjejakkan kaki kiri lebih dulu, saat mereka tiba di garis akhir.
3. Menoleh Saat Berbelok atau di Persimpangan
Pengendara wajib menolehkan kepala saat berada di persimpangan atau tikungan, sebelum melajukan kembali kendaraannya. "Wajib hukumnya, melambatkan laju kendaraan, tengok kiri kanan, jika akan berbelok," kata dia.
Lantas, apa gunanya spion? Menurut Aldea, spion memiliki keterbatasan dalam menjangkau pandangan. "Ada blindspot di spion, saat menikung atau berputar, ada titik yang tidak terlihat di kaca spion, makanya kita harus menoleh," ujar Aldea.
4. Gaya Defensif
Langkah ini dirasa sulit untuk dilakukan oleh pengendara sepeda motor di kota besar, apalagi waktu dan kecepatan menjadi hal yang penting. "Tapi bagaimana juga, keselamatan yang utama, attitude kita di jalan sangat mempengaruhi keselamatan kita. Jadi bersikaplah defensif dan tidak agresif. Pastikan semua aman," kata dia.
Menurut Aldea, dalam prinsip safety riding tidak ada yang menyebut bahwa berkendaraan aman harus pelan. "Berkendaraan aman bukan harus pelan. Tapi harus memenuhi unsur-unsur tadi, memahami situasi dan lingkungan, sebelum mengambil keputusan," tutupnya.
Editor : Aris F. Harvenda 

haa iki : Minum Susu Khusus Diabetesi Bisa Turunkan Gula Darah? Ini Jawaban Dokter

Jakarta, Saat ini sudah banyak produk tambahan yang dijual untuk membantu mengatasi diabetes, salah satunya adalah produk susu khusus diabetesi. Banyak orang beranggapan susu ini bisa mengatasi diabetes dengan menstabilkan gula darah. Bagaimana menurut dokter?

"Itu yang harus disosialisasikan. Pihak pembuatnya sering menyampaikan informasi yang salah. Dikatakan bahwa susu khusus diabetesi itu adalah obat, padahal sebenarnya bukan. Dalam setiap gelasnya dia juga mengandung kalori, yaitu sekitar 175-200 kalori," ujar dr Em Yunir, SpPD-KEMD, Kepala Divisi Metabolik dan Endokrinologi Departemen Penyakit Dalam RSCM.

Hal ini disampaikannya kepada detikHealth di sela-sela konferensi pers yang diselenggarakan di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, dan ditulis pada Jumat (15/11/2013).

Dilanjutkan oleh dr Yunir, susu khusus diabetesi tersebut sebenarnya juga merupakan makanan pengganti, bukan obat. Maka jika Anda sudah minum susu tersebut, asupan kalori di tubuh juga akan bertambah.

"Pagi minum satu gelas, malam minum satu gelas. Padahal pagi dia makan biasa, malam juga makan biasa. Umpamanya kita kasih dia 1.500 kalori, pagi 500, siang 500, malam 500. Tambah lagi dia minum susu dua gelas, jadi tambah banyak kan asupan kalorinya? Jadi, boleh minum susu itu tapi sebagai makanan pengganti. Kalau dia sudah masuk 200 kalori dari tambahan minum susu, maka asupan makanan padatnya harus dikurangi," terang dr Yunir.

Keluhan yang sering dr Yunir hadapi adalah pasien yang mengatakan gula darahnya tak kunjung turun padahal sudah minum susu khusus diabetesi. Ketika ditanyakan seperti apa porsi makanan padatnya, mereka menjawabnya dengan 'sama seperti yang dokter sarankan'.

"Ini yang sering salah, beranggapan kalau susu itu bisa menurunkan gula darahnya. Padahal kan justru kalori dia bertambah. Oleh sebab itu kita harus mengajarkan pasien untuk selalu menghitung kalori yang masuk dan keluar. Satu piring makanan yang dia makan itu kalorinya berapa. Kalau lauknya mau ditambah nanti kalorinya nambah berapa," tutur dr Yunir, yang kini juga aktif sebagai Sekretaris Jenderal Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI).

(ajg/vit)

http://health.detik.com/read/2013/11/15/075042/2413729/763/minum-susu-khusus-diabetesi-bisa-turunkan-gula-darah-ini-jawaban-dokter?l992205755

Rabu, 30 Oktober 2013

haa iki : Sayangi Mata, Memelototi Gadget pun Ada Aturannya

Jakarta, Banyak aturan yang harus dipatuhi saat bekerja di depan komputer bila tak ingin mata cepat lelah atau bahkan rusak. Begitu pula saat menggunakan gadget lainnya, seperti smartphone alias telepon pintar maupun komputer tablet.

Ukuran layar yang lebih kecil dibanding komputer biasa tak membuat smartphone dan komputer tablet lebih aman untuk dipakai secara berlebihan. Benda-benda ini juga harus dibatasi penggunaannya karena jika berlebihan tetap bisa memicu kelelahan pada mata.

"Sama, itu termasuk aktivitas melihat-dekat. Mata dipaksa bekerja lebih keras," kata dr Nina Ratnaningsih, SpM, MSc (CEH), pakar oftalmologi komunitas dari RS Cicendo, Bandung, dalam perbincangan dengan detikHealth, seperti ditulis para Rabu (29/10/2013).

Melihat-dekat yang dimaksud dr Nina adalah berbagai aktivitas yang memaksa mata untuk bekerja lebih keras dan membuatnya cepat lelah. Termasuk di antaranya adalah menatap layar monitor, membaca buku terlalu lama, dan bekerja dengan banyak detail.

Dalam kaitannya dengan kemampuan melihat dekat, mata tidak bisa dipaksa untuk terus-terusan bekerja lebih keras dari yang seharusnya. Secara berkala, mata harus diistirahatkan dengan semboyan 20-20-20. Artinya tiap 20 menit, mata diistirahatkan selama 20 detik untuk melihat objek jauh pada jarak 20 kaki (sekitar 6 meter).

Semboyan yang sama juga berlaku saat sedang menggunakan gadget. Meski layarnya kecil, dampaknya pada kelelahan mata sama besar dengan layar monitor pada komputer. Justru karena layarnya kecil, tulisan-tulisan yang ditampilkannya pun juga lebih kecil dan itu akan semakin membebani mata.


(up/vta)

http://health.detik.com/read/2013/10/30/140413/2399393/775/sayangi-mata-memelototi-gadget-pun-ada-aturannya?991104topnews 

haa iki : Jangan Dipaksa! Kemampuan Mata Menatap Komputer Ada Batasnya

Jakarta, Zaman semakin modern, semua urusan kini dikerjakan secara digital dengan bantuan komputer dan berbagai perangkat canggih lainnya. Salah satu korbannya adalah mata, yang kerap kelelahan karena dipaksa menatap layar monitor seharian.

Banyak profesi atau pekerjaan yang mengharuskan seseorang untuk bekerja seharian di depan komputer. Sekretaris, penulis, dan bahkan petugas parkir pun harus menatap layar monitor dalam waktu lama. Wajar bila banyak orang mengeluhkan mata lelah.

Bukan cuma cahaya terang yang dipancarkannya, layar monitor juga menyiksa mata dengan tulisan-tulisan dalam huruf sangat kecil yang ditampilkannya. Otot mata dipaksa untuk bekerja keras, sama kerasnya dibandingkan dengan mengamati objek detail dalam waktu lama.

Spesialis mata dari RS Cicendo, Bandung, dr Nina Ratnaningsih, SpM(K) menyebut beban mata saat menatap layar monitor sama seperti saat mata harus melihat dekat. Mata bekerja lebih keras, dan karenanya harus diistirahatkan secara berkala agar tidak kelelahan.

"Kemampuan mata untuk melihat dekat ada batasnya, nggak bisa dipaksakan. Batas kerja mata untuk melihat dekat secara terus-menerus hanya 20 menit," kata dr Nina dalam perbincangan dengan detikHealth, seperti ditulis pada Rabu (30/10/2013).

Setelah mencapai batas tersebut, mata harus diistirahatkan untuk memulihkan kemampuannya melihat dekat. Tidak butuh waktu lama untuk mengembalikan mata menjadi bugar seperti semula, cukup 20 detik setiap 20 menit. Apa yang harus dilakukan dalam 20 detik?

"Yang jelas bukan untuk melihat HP. Saat istirahat 20 detik, mata harus melihat sesuatu pada jarak 20 feet (sekitar 6 meter). Gampang kan, 20-20-20. Itu saja yang harus dipegang," saran dr Nina soal pedoman menjaga kebugaran mata agar tidak cepat lelah.

Bila mata telah melampaui batas kemampuannya dalam memelototi layar monitor, tanda-tanda seperti apa yang perlu diwaspadai dan apa risiko terburuknya dalam jangka panjang? Ulasan khas detikHealth kali ini akan membahas tuntas perihal 'Mata Lelah di Era Digital'. Jangan lewatkan!

(up/vit)

http://health.detik.com/read/2013/10/30/080113/2398983/775/jangan-dipaksa-kemampuan-mata-menatap-komputer-ada-batasnya?991104topnews 

Minggu, 13 Oktober 2013

haa iki : Awas, Terlalu Sering Pakai Smartphone Bisa Buat Tulang Belakang Rusak Permanen

Jakarta - Terlalu sering menggunakan smartphone bisa berakibat fatal bagi tulang belakang Anda. Berdasarkan penelitian, rata-rata orang memakai smartphone 110 kali sehari, dan itu bisa menyebabkan kerusakan permanen pada tulang leher hingga punggung.

Saat membaca pesan teks atau main game di smartphone, tablet dan gadget sejenisnya, kepala cenderung menunduk dan condong ke depan dan bisa menambah tekanan serta beban pada tulang belakang. Kondisi inilah yang membuat seseorang merasa pegal dan sakit di leher setelah memakai ponsel dalam waktu lama.

Dr. Matt Herba mengatakan makin banyak pasien, terutama anak-anak yang mengeluh menderita sakit pada lehernya. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa menjadi permanen.

"Studi menunjukkan ketika kepala condong ke depan, akan menambah beban hingga 4,5 kg pada tulang belakang," ujar Dr. Herba yang seorang ahli urut tulang di Florida, seperti dilansir Daily Mail.

Ia menambahkan, anak muda zaman sekarang banyak yang menderita sakit leher akibat asyik memainkan ponsel atau smartphone mereka. Terlalu banyak menunduk bisa memicu kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada tulang rawan dan jaringan di antara ruas-ruas tulang belakang.

Para dokter gigi spesialis ortodontis juga mendapati banyak anak yang mengertakkan gigi mereka saat bermain games di smartphone. Jika kebiasaan tersebut dibiarkan terlalu lama, akan membuat tulang punggung dan leher bertambah sakit dan kondisinya bisa semakin parah pada orang dewasa. Akibatnya memang tidak langsung dirasakan, tapi bertahun-tahun sebelum timbulnya gejala kerusakan tulang belakang.

Untuk mencegah hal itu terjadi, sangan disarankan untuk mengurangi frekuensi penggunaan ponsel atau smartphone. Para pengguna harus waspada dengan risiko terjadinya RSI (repetitive strain injury) akibat smartphone. RSI merupakan sebutan untuk cedera pada otot, tendon dan urat yang disebabkan gerakan yang dilakukan berulang-ulang pada satu bagian tubuh.

Penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa menulis pesan teks dan bermain games di ponsel bisa menyebabkan RSI memang belum dilakukan. Namun sangat disarankan untuk tidak menggenggam ponsel terlalu erat dan coba menempatkan ponsel tepat di depan Anda untuk mengurangi peregangan pada leher.

Studi yang dipublikasikan dalam International Journal of Occupational Safety and Ergonomics menemukan ada 53 persen pengguna ponsel yang menderita leher, kaku, sakit dan kram. Studi lainnya dari San Francisco State University menunjukkan bahwa 83 persen orang mengaku mengalami sakit pada tangan dan leher saat menulis pesan teks.


(hst/hst)

http://wolipop.detik.com/read/2013/10/12/141625/2385276/1135/awas-terlalu-sering-pakai-smartphone-bisa-buat-tulang-belakang-rusak-permanen?w992201835 

Jumat, 13 September 2013

haa iki : Provokasi

.................nyantai dulu ahhhh.....

















...meeting...........















Rabu, 07 Agustus 2013

haa iki :realita politik pak Jokowi

"Orang sudah kehilangan harapan dengan sistem kekuasaan. Tiba-tiba muncullah Jokowi. Ternyata, konsepsi orang tentang penguasa itu kejujuran, ketulusan, bukan intelektualitas," ujarnya.

---------------------------------------------------------------------------------------------------
sebuah pesan tentang kepemimpinan : bahwa menjadi  pemimpin yang baik modal dasarnya adalah bagaimana kemampuan sesorang mengerti dan memahami kebutuhan rakyat dan berani memutuskan, bukannya bermodalkan kemampuan akademik yang cemerlang bahkan gelar yang setinggi awan namun tanpa kemampuan membuat suatu keputusan.

JAKARTA, KOMPAS.com — Para tokoh yang memperebutkan kursi nomor satu di Indonesia diingatkan agar tetap menginjak pada realita. Sebab, presiden merupakan pilihan rakyat, bukan partai politik.

Budayawan, sejarawan, dan juga tokoh Betawi, Ridwan Saidi, mengatakan, saat ini orang sedang menyorot Joko Widodo, bukan Gita Wirjawan ataupun tokoh lainnya.

"Saya bukan pemuja Jokowi. Saya orang politik. Orang politik itu harus berpijak pada realita," ujar Ridwan saat dijumpai di rumahnya, di Bintaro, Jakarta, Selasa (7/8/2013).
Ridwan menceritakan seperti apa realita yang ada di lingkungan tempat tinggalnya. Pada suatu ketika, kata dia, Effendi Gazali menyampaikan bahwa dia sudah didekati oleh empat menteri yang mendukung Gita Wirjawan. Lalu, Ridwan pun menanggapi ucapan Effendi itu.
"Saya bilang, wahai Efendi, saya tinggal di Bintaro Jaya. Orang bilang yang tinggal di situ berkecukupan. Saya sering duduk di sini (di teras), tetangga pada mampir, enggak satu biji yang nanyain Gita Wirjawan," ungkap Ridwan.
"Kadang-kadang dia (tetangga) kenal juga enggak. Jangan salah, ini di Bintaro, lho. Apalagi di Jembatan Besi, apalagi di Kampung Lontar, Pontang, Banten," tutur dia.
"Kita realistislah. Bahwa dia (Gita Wirjawan) bersemangat terserah saja. Dia bilang Facebooker-nya ada 60 juta juga terserah dia, saya enggak ngitungin," imbuh Ridwan.
Realita politik, menurut Ridwan, mudah diamati, seperti mengamati talkshow yang dibawakan pelawak Tukul Arwana, ataupun acara komedi di stasiun televisi yang sama. Meski ia tak suka, nyatanya rating kedua acara televisi itu tinggi.
"Anda boleh bicara dari segi intelektual, tapi Anda berhadapan dengan tokoh yang orang Indonesia merindukan yang seperti ini," jelasnya.
Menurutnya, orang Indonesia sejak lama tidak hanya kehilangan sosok kejujuran, tetapi juga sistem kejujuran. Sistem kekuasaan selalu dianggap mengecewakan. Sejak zaman Belanda, Jepang, bahkan mengharap kejujuran zaman kemerdekaan pun, kata dia, sama saja.
"Orang sudah kehilangan harapan dengan sistem kekuasaan. Tiba-tiba muncullah Jokowi. Ternyata, konsepsi orang tentang penguasa itu kejujuran, ketulusan, bukan intelektualitas," ujarnya.
Menurut Ridwan, jika Jokowi terpilih jadi RI-1, itu sudah persoalan "jodoh politik". Orang-orang tidak bisa mengatur mekanisme yang bergerak sendiri. Dan, pada gilirannya, jodoh politik bukan masalah kasak-kusuk politik.
"Saya itu melihat, orang enggak ada yang ngomongin Gita Wirjawan. Rakyat maunya dia (Jokowi), mau apa?" cetusnya.

http://nasional.kompas.com/read/2013/08/07/1023321/.Kalau.Rakyat.Maunya.Jokowi.Mau.Apa.?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Khlwp 

haa iki : SELAMAT LEBARAN

selamat merayakan hari yang Fitri 1 Syawal 1434H,


"Mohon Maaf Lahir dan Batin"

salam hangat,


mas Suryo

Selasa, 16 Juli 2013

haa iki : Kisah Umar bin Khattab menangis karena rakyatnya kelaparan

Saat menjabat sebagai Khalifah, Umar bin Khattab pernah menghadapi cobaan yang cukup berat. Saat itu, umat Islam dilanda paceklik karena masuk dalam tahun abu.

Di tahun itu, semua bahan makanan sulit didapat. Hasil pertanian sebagian besar tidak dapat dikonsumsi, sehingga menyebabkan umat Islam menderita kelaparan.

Suatu malam, Khalifah Umar bin Khattab mengajak seorang sahabat bernama Aslam menjalankan kebiasaannya menyisir kota. Dia hendak memastikan tidak ada warganya yang tidur dalam keadaan lapar.

Sampai pada satu tempat, Umar dan Aslam berhenti. Dia mendengar tangisan seorang anak perempuan yang cukup keras. Umar kemudian memutuskan untuk mendekati sumber suara itu, yang berasal dari sebuah tenda kumuh.

Setelah dekat, Umar mendapati seorang wanita tua terduduk di depan perapian sambil mengaduk panci menggunakan sendok kayu. Umar kemudian menyapa ibu tua itu dengan mengucap salam.

Si ibu tua itu menoleh kepada Umar dan membalas salam tersebut. Tetapi, si ibu kemudian melanjutkan kegiatannya.

"Siapakah yang menangis di dalam?" tanya Umar kepada ibu tua.

"Dia anakku," jawab ibu tua itu.

"Mengapa dia menangis? Apakah dia sakit?" tanya Umar lagi.

"Tidak. Dia kelaparan," jawab si ibu.

Umar dan Aslam kemudian tertegun. Setelah beberapa lama, keduanya merasa heran melihat si ibu tua tak juga selesai memasak.

Untuk mengatasi rasa herannya, Umar kemudian bertanya, "Apa yang kau masak itu? Kenapa tidak matang juga?"

Si ibu kemudian menoleh, "Silakan, kau lihat sendiri."

Umar dan Aslam kemudian menengok isi panci itu. Mereka seketika terkaget menjumpai isi panci yang tidak lain berupa air dan batu.

"Apakah kau memasak batu?" tanya Umar dengan sangat kaget. Si ibu menjawab dengan menganggukkan kepala.

"Untuk apa kau masak batu itu?" tanya Umar lagi.

"Aku memasak batu-batu ini untuk menghibur anakku yang sedang kelaparan. Semua ini adalah dosa Khalifah Umar bin Khattab. Dia tidak mau memenuhi kebutuhan rakyatnya. Sejak pagi aku dan anakku belum makan sejak pagi. Makanya kusuruh anakku berpuasa dan berharap ada rezeki ketika berbuka. Tapi, hingga saat ini pun rezeki yang kuharap belum juga datang. Kumasak batu ini untuk membohongi anakku sampai dia tertidur," kata ibu tua itu.

"Sungguh tak pantas jika Umar menjadi pemimpin. Dia telah menelantarkan kami," sambung si ibu.

Mendengar perkataan itu, Aslam berniat menegur si ibu dengan mengingatkan bahwa yang ada di hadapannya adalah sang Khalifah. Namun, Umar kemudian menahan Aslam, dan segera mengajaknya kembali ke Madinah sambil meneteskan air mata.

Sesampai di Madinah, tanpa beristirahat, Umar langsung mengambil sekarung gandum. Dipikulnya karung gandum itu untuk diserahkan kepada sang ibu.

Melihat Umar dalam kondisi letih, Aslam segera meminta agar gandum itu diangkatnya. "Sebaiknya aku saja yang membawa gandum itu, ya Amirul Mukminin," kata dia.

Dengan nada keras, Umar menjawab, "Aslam, jangan kau jerumuskan aku ke dalam neraka. Kau bisa menggantikanku mengangkat karung gandum ini, tetapi apakah kau mau memikul beban di pundakku ini kelak di Hari Pembalasan?"

Aslam pun tertegun mendengar jawaban itu. Dia tetap mendampingi Khalifah mengantarkan sekarung gandum itu kepada si ibu tua.
[bai]

Jumat, 14 Juni 2013

haa iki : Hilal Wujud di tanggal 8 Juli, Muhammadiyah Tetapkan Awal Ramadhan 9 Juli 2013

Yogyakarta- Ijtima jelang Ramadhan 1434H, akan terjadi pada hari Senin Pon, 8 Juli 2013 mulai pukul 14:15:55WIB, sedangkan tinggi bulan pada saat matahari terbenam di Yogyakarta adalah +0® 44’ 59”, dan hilal akan wujud membelah dari kawasan Indonesia. Dengan criteria Hisab Wujudul Hilal yang telah terpenuhi tersebut, Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan bahwa 1 Ramadhan 1434H akan jatuh pada Selasa Wage, 9 Juli 2013M.
Hal tersebut diungkapkan wakil ketua Majelis Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah Oman Faturohman dalam konferensi pers yang juga didampingi ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yunahar Ilyas dan juga Haedar Nashir di Gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jl Cik Di Tiro No.23, Yogyakarta, Kamis (16/06/2013). Dalam Maklumat yang dibacakan pada acara tersebut, juga dibarengi dengan penetapan awal Syawal dan juga Dzulhijjah 1434H, dengan 1 Syawal akan jatuh pada tanggal 8 Agustus 2013, serta 1 Dzulhijjah akan jatuh pada Ahad 6 Oktober 2013, dengan begitu maka Idul Adha akan jatuh pada Selasa Pahing, 15 Oktober 2013M. Saat ditanya wartawan megenai potensi perbedaan dalam penetapan yang akan diputuskan pemerintah pada siding Itsbat, Oman Faturohman tidak menepis akan adanya perbedaan tersebut, karena dengan motode hisab Imkannurukyat 2 derajat yang digunakan pemerintah, maka saat Hilal Wujud di Yogyakarta dengan ketinggian kurang dari 1 derajat, jelas tidak memenuhi unsur metode yang digunakan pemerintah. Sedangkan untuk awal Syawal dan Dzulhijjah ungkap Oman, kemungkinan besar akan bersamaan, karena ketinggian bulan pada saat matahari terbenam setelah Ijtima, sudah lebih dari 2 derajat.
Sementara itu menurut Yunahar Ilyas, perbedaan yang kemungkinan akan terjadi pada 1 Ramadhan nanti tidaklah perlu untuk diperdebatkan, karena masing-masing berpedoman pada Fikih yang diyakini . Muhammadiyah berpedoman bahwa, berpuasa pada tanggal 1 Ramadhan adalah sesuatu yang dalam ibadah disebut Taabudi yakni hal yang tidak bisa diperdebatkan, sedangkan untuk metode yang digunakan untuk menetapkan awal bulan, merupakan wilayah yang masih dapat diperdebatkan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang ada. “Muhammadiyah tidak akan menawar metode yang ada dengan metode pemerintah, karena wilayah Ibadah adalah wilayah yang harus dipertanggungjawabkan pada Allah SWT,” tegasnya. Saat ditanya mengenai kemungkinan Muhammadiyah bergabung kembali pada sidang Itsbat yang dilaksanakan pemerintah, Yunahar menegaskan bahwa Muhammadiyah masih belum mencabut keputusannya untuk tidak mengikuti Sidang tersebut, yang dianggap tidak menampung aspirasi Muhammadiyah dan cenderung mengolok-olok. 

http://www.muhammadiyah.or.id/id/news-2750-detail-hilal-wujud-di-tanggal-8-juli-muhammadiyah-tetapkan-awal-ramadhan-9-juli-2013.html

Selasa, 04 Juni 2013

haa iki : FITRA: Rapat Paripurna HUT ke 486 DKI, DPRD habiskan Rp 1,3 M

Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas FITRA) kembali menyampaikan data soal anggaran fantastis yang dipakai DPRD DKI Jakarta. Setelah pelesiran dengan Rp 1,8 miliar, kini FITRA melansir data DPRD DKI menghabiskan Rp 1,3 miliar hanya untuk menggelar rapat paripurna dalam rangka HUT ke 486 Jakarta.

"Ulah yang lebih aneh dilakukan anggota dewan Jakarta ini, yakni alokasi anggaran untuk rapat paripurna dalam rangka HUT Jakarta yang akan menghabiskan anggaran sebesar Rp 1.331.095.000," ungkap Direktur Investigasi dan Advokasi FITRA, Uchok Sky Khadafi kepada merdeka.com, Jakarta, Selasa (4/6).

Uchok menilai angka itu sangat tidak pantas. Hanya untuk rapat paripurna saja, kas daerah harus mengeluarkan anggaran yang sangat besar padahal itu berasal dari pajak rakyat. Jelas itu hanya pemborosan.

"Ini artinya, HUT kota Jakarta yang seharusnya sakral, sudah tidak sakral lagi karena sudah dimanfaatkan anggota dewan untuk mengakali duit dari kas daerah," tegas Uchok.

Berikut alokasi anggaran rapat paripurna DPRD untuk HUT ke 486 Jakarta seperti dilansir dari data FITRA.

1). Penyusunan Naskah Pidato ketua DPRD provinsi DKI Jakarta dalam Rangka HUT Kota Jakarta ke 486 Tahun 2013 sebesar Rp 87.100.000

2). Pelaksanaan Rapat Paripurna Istimewa HUT ke 486 Kota Jakarta sebesar Rp 782.295.000

3). Pendukung Rapat Paripurna Istimewa HUT ke 486 kota Jakarta sebesar Rp 461.700.000

Hari ini, DPRD akan menggelar sidang paripurna. Sidang paripurna bakal digelar pada pukul 13.30 WIB di Gedung DPRD, Jakarta Pusat.
[lia]
 

Sabtu, 11 Mei 2013

haa iki : Intinya jangan mudah menyerah

Dari SPG dan sopir taksi, Mahendra Ekananda kini jadi pilot

 

Reporter : Mustiana Lestari Sabtu, 11 Mei 2013 09:22:34 
 
Terbang dengan burung besi dan menjelajahi setiap daerah di dunia merupakan mimpi bagi banyak orang, salah satunya Mahendra Ekananda (33). Lahir di keluarga yang penuh doktrinasi, lelaki ini tumbuh menjadi seorang yang tidak percaya mimpi dan cita-cita. Sejak SMA, bagi dia dan keluarganya cuma ada dua jalan untuk sukses, jadi ABRI atau mahasiswa PTN.

"Doktrinnya itu masuk Akabri atau kuliah negeri, orang tua juga dulu ngajak ke fakultas kedokteran tapi semuanya enggak lulus. Akhirnya masuk Petra supaya ada saja. Di sana ya saya kayak gitu," kata Mahendra yang ditemui merdeka.com di kediamannya, Perumahan Kalibata Indah, Jakarta, Kamis (10/5).

Setelah menjalani ilmu di jurusan arsitektur Petra selama 3,5 tahun. Pria ini mulai belajar mencari kembali mimpi yang tanpa dia sadari telah terkubur jauh di dalam ingatannya.

"Kalau ke perpustakaan apa sih yang saya lihat? Pertama dari masa kecil saya senang urusan pesawat dan petualangan terbang, menyelamatkan orang, kirim bantuan ke korban kelaparan pakai pesawat. Oh rupanya ini! dari situ saya bertekad dan niatin saja" lanjutnya antusias.

Namun rupanya niat ini tak serta merta berjalan mulus. Di tengah dunia penerbangan yang tak jelas saat itu dan kondisi orang tua yang hanya PNS, keinginan Mahendra tidak bisa langsung terpenuhi.

Mahendra yang keras kepala membuat banyak orang tidak bisa menghalanginya. Termasuk nekat melepas kuliahnya yang sudah hampir selesai.

"Mereka enggak sanggup tapi tahu dari kecil kesukaan saya. Apalagi 3,5 kuliah hasilnya enggak menggembirakan, akhirnya berani banting setir. Sebetulnya ini enggak sia-sia justru menemukan cita-cita, itu penting," kenangnya.

Jalanpun terbuka, melihat kesungguhan Mahendra, omnya luluh dan berani mengeluarkan biaya untuknya meski hanya untuk satu lisensi private pilot licence.

"Di tahun 2003 om saya bukain jalan masuk ke sana, di sana saya buka pergaulannya di situ cari celah beasiswa," aku Mahendra.

Belajar selama 2 tahun, tidak langsung membuat karir Mahendra meroket. Alasannya dia belum menjadi pilot profesional. Bermacam pekerjaan mulai ditekuni sembari melihat peluang beasiswa. Saat itu dia sadar uang untuk melanjutkan sekolah penerbangan berpenumpang besar sampai ribuan dolar. Pikiran Mahendra akhirnya hanya fokus untuk mencari koneksi atau kenalan yang bisa membuatnya bisa sekolah lagi dengan gratis.

"Dari relasi itu gunanya. Saya diajak ikut proyek haji tapi kerjaan itu musiman karena 7 bulan nganggur, ikut proyek foto perkawinan jadi helper atau fotografer. Juga nyambi di toko game senayan jadi kurir pakai mobil pick up keluarga dan istilahnya SPG juga, ikut terbang patroli kebun sawit, Pernah juga jadi supir taksi Bluebird itukan semua petualangan juga," katanya sambil tertawa.

Meski sering terjun ke berbagai even penerbangan, selama 7 tahun tak sekalipun Mahendra mengemudikan pesawat berpenumpang. kendati begitu dia mengaku tak masalah walau terkadang ini menjadi beban bagi dirinya sendiri.

"Walau enggak mengemudikan jadi juru muat ketemu pesawat langsung mengoperate di darat passion saya sudah ada. Ada saat saya mau menyerah, saat itu, sudahlah di sini saja, jadi ground handling apalagi umur makin tua. Di tengah perasaan itu datanglah...beasiswa Lion Air ada!" ungkap berbinar-binar.

Kepercayaan, tekad dan mimpi Mahendra menjadi pilot terjawab sudah. Dia kini telah setahun menjadi co-pilot setelah sebelum bersekolah 1 tahun 7 bulan di Lion Air dan semuanya gratis.

"Intinya jangan mudah menyerah, semua bisa dicari semuanya, dipikir dan diperhitungkan itu. bukan hanya cepat tapi berani mengambil peluang!" pesan penggemar penerbang Charles Linberg ini.

Kini Mahendra ingin terbang lebih jauh lagi sampai ke ujung dunia. Dia pastikan petualangannya di udara tidak berhenti sampai sini.

"Ada yang saya cita-citakannya di sini yaitu petualangannya. Saya ke ingin terbang yang enggak mindstream, saya mau penerbangan ke kutub dan ke Himalaya! dan saya lebih niat untuk jadi yang terbaik," tutupnya mantap.
[hhw]
 
 
: Inspirasi buat yang ingin berhasil jadi 'orang'

 

haa iki : Ahok: Mendagri Salah Paham, Semua e-KTP Bisa Difotocopy

Jakarta - Sama seperti Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) juga memfotocopy e-KTP. Kata Ahok, semua e-KTP bisa difotocopy.

"E-KTP, Beliau hanya salah paham saja. Itu semua bisa difotocopy," kata Ahok di Mal Ciputra, Jakarta Barat, Sabtu (11/5/2013).

Ahok mengatakan staf ahli Mendagri Bidang Hukum, Politik, dan Hubungan Antarlembaga, Reydonnyzar Moenek, seharusnya memberitahu ke Mendagri Gamawan Fauzi bahwa e-KTP tidak perlu difotocopy lagi karena ada cardreader.

"Maksudnya, Beliau kasih tahu ke Pak Mendagri, bahwa tidak perlu fotocopy lagi karena bacanya pakai cardreader. Jadi kalau kamu ngurus surat, nggak perlu fotocopi tinggal dicolokin card reader. Cuma mungkin beliau terlalu canggih. Menanggapinya nggak perlu difotocopy. Padahal, kalimatnya tidak perlu fotocopy lagi, tinggal dipakai cardreader. Orang kartu kredit difotocopy oke kok," papar Ahok.

Bapak fotokopi e-KTP juga? "Saya fotocopy," jawab Ahok dengan nada tinggi.




(aan/ndr)
http://news.detik.com/read/2013/05/11/125231/2243188/10/ahok-mendagri-salah-paham-semua-e-ktp-bisa-difotocopy?991104topnews 

: Terus pak wagub!!!, memang pejabat-pejabat yang asal njeplak harus ada pejabat juga yang berani koreksi.

Selasa, 07 Mei 2013

haa iki : Pemilik batik kok impor batik?

Dalam 3 Bulan, RI Belanja Batik dari China Rp 43 Miliar

Maikel Jefriando - detikfinance
Selasa, 07/05/2013 07:38 WIB
 
Jakarta - Batik China seperti tak terbendung masuk ke dalam negeri. Meski banyak yang menyebutkan jenis impor ini bukan batik, namun masyarakat Indonesia seperti tidak punya alasan untuk menolak membeli produk tersebut.

Selama tiga bulan pertama tahun 2013 (Januari-Maret), ada 159 ton batik China yang diimpor atau senilai US$ 4,6 juta atau setara Rp 43,7 miliar.

Demikianlah laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip detikFinance, Selasa (7/5/2013). Pada bulan Maret 2013, impor batik China tercatat sebesar 50 ton atau senilai US$ 1,49 juta. Sementara bulan Februari 2013 volume impor 52 ton atau senilai US$ 1,6 juta.

Sedangkan bulan Januari 2013, sebanyak 56,3 ton batik China atau senilai US$ 1,4 juta atau sekitar Rp 14,5 miliar hadir di dalam negeri. ada bulan Desember 2012 catatan impor sebanyak 87,4 ton dengan nilai US$ 3 juta.

Sementara selama tahun 2012 (Januari-Desember) 1.037 ton produk batik yang masuk dari China ke Indonesia dengan nilai US$ 30 juta, atau sekitar Rp 285 miliar.




(ang/ang)  
 

 
 

Jumat, 03 Mei 2013

haa iki : Kisah Sosrokartono, orang Indonesia paling jenius

Kisah Sosrokartono, orang Indonesia paling jenius
Reporter : Hery H WinarnJumat, 3 Mei 2013 08:27:00
 


Dua hari lalu, puluhan siswa SD Nahdlatul Ulama (NU) Nawa Kartika, Kudus, Jawa Tengah memperingati Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada 2 Mei. Peringatan tersebut diisi dengan acara ziarah ke makam Sosrokartono.

Sekitar 155 siswa kelas V SD NU Nawa Kartika didampingi guru berziarah ke makam salah satu pejuang pendidikan tersebut. Lalu siapa Sosrokartono?

Lahir di Mayong dengan nama Raden Mas Panji Sosrokartono pada hari Rabu Pahing tanggal 10 April 1877 M. Beliau adalah putera R.M. Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara.

Sejak kecil Sosrokartono sudah mempunyai keistimewaan, beliau cerdas dan mempunyai kemampuan membaca masa depan. Kakak dari ibu kita Kartini ini, setelah tamat dari Eropesche Lagere School di Jepara, melanjutkan pendidikannya ke H.B.S. di Semarang. Pada tahun 1898 Sosrokartono lalu meneruskan sekolahnya ke negeri Belanda.

Sosro awalnya masuk di sekolah Teknik Tinggi di Leiden. Tetapi merasa tidak cocok, sehingga pindah ke Jurusan Bahasa dan Kesusastraan Timur. Beliau merupakan mahasiswa Indonesia pertama yang meneruskan pendidikan ke negeri Belanda, yang pada urutannya disusul oleh putera-putera Indonesia lainnya. Dengan menggenggam gelar Docterandus in de Oostersche Talen dari Perguruan Tinggi Leiden, Sosro akhirnya melanglang buana ke seluruh Eropa, menjelajahi pelbagai pekerjaan.

Pada tahun 1917, koran Amerika The New York Herald Tribune, di Kota Wina, ibu kota Austria, membuka lowongan kerja untuk posisi wartawan perang untuk meliput Perang Dunia I. Salah satu tes adalah menyingkat-padatkan sebuah berita dalam bahasa Perancis yang panjangnya satu kolom menjadi berita yang terdiri atas kurang lebih 30 kata, dan harus ditulis dalam 4 bahasa yaitu Inggris, Spanyol, Rusia dan Perancis sendiri. Drs Raden Mas Panji Sosrokartono, putra Bumiputra yang ikut melamar, berhasil memeras berita itu menjadi 27 kata, sedangkan para pelamar lainnya rata-rata lebih dari 30 kata. Persyaratan lainnya juga bisa dipenuhi oleh RMP Sosrokartono sehingga akhirnya ia terpilih sebagai wartawan perang surat kabar bergengsi Amerika, The New York Herald Tribune.

Supaya pekerjaannya lancar, dia juga diberi pangkat Mayor oleh Panglima Perang Amerika Serikat. RMP Sosrokartono seorang poliglot, ahli banyak bahasa. Ia menguasai 24 bahasa asing dan 10 bahasa suku di tanah Nusantara. Sebelum ia menjadi wartawan the New York Herald Tribune, ia bekerja sebagai penerjemah di Wina. Di Wina ia terkenal dengan julukan si jenius dari Timur.

Dia juga bekerja sebagai wartawan beberapa surat kabar dan majalah di Eropa. Di dalam buku 'Memoir' Drs Muhammad Hatta diceritakan kalau RMP Sosrokartono mendapat gaji 1250 Dollar dari surat kabar Amerika. Dengan gaji sebesar itu ia dapat hidup mewah di Eropa.

Sosro juga kerap mengirimi buku dan buletin kepada adiknya Kartini. Buku kiriman Sosro ini lah yang kelak menjadi pencerahan bagi Kartini untuk mendobrak tradisi dan melahirkan emansipasi wanita di Nusantara.

Sebelum Perang Dunia I berakhir, pada bulan November 1918, RMP Sosrokartono terpilih oleh blok Sekutu menjadi penerjemah tunggal, karena ia satu-satunya pelamar yang memenuhi syarat-syarat mereka yaitu ahli bahasa dan budaya di Eropa dan juga bukan bangsa Eropa. Dalam 'Memoir' tulisan Drs Muhammad Hatta ditulis kalau RMP Sosrokartono juga menguasai bahasa Basque, menjadi penerjemah pasukan Sekutu kala melewati daerah suku Basque. Suku Basque adalah salah satu suku yang hidup di Spanyol. Ketika Perang Dunia I menjelang akhir, diadakan perundingan perdamaian rahasia antara pihak yang bertikai.

Pihak-pihak yang berunding naik kereta api yang kemudian berhenti di hutan Compaigne di Perancis Selatan. Di dalam kereta api, pihak yang bertikai melakukan perundingan perdamaian rahasia. Di sekitar tempat perundingan telah dijaga ketat oleh tentara dan tidak sembarangan orang apalagi wartawan boleh mendekati tempat perundingan dalam radius 1 km. Semua hasil perundingan perdamaian rahasia tidak boleh disiarkan, dikenakan embargo sampai perundingan yang resmi berlangsung.

Dalam Sejarah Dunia, Perundingan Perdamaian Perang Dunia ke I yang resmi berlangsung di kota Versailles, di Perancis. Ketika banyak wartawan yang mencium adanya 'perundingan perdamaian rahasia' masih sibuk mencari informasi, koran Amerika The New York Herald Tribune ternyata telah berhasil memuat hasil perundingan rahasia tersebut. Penulisnya 'anonim', hanya menggunakan kode pengenal 'Bintang Tiga'. Kode tersebut di kalangan wartawan Perang Dunia ke I dikenal sebagai kode dari wartawan perang RMP Sosrokartono. Konon tulisan itu menggemparkan Amerika dan juga Eropa.

Lalu bagaimana RMP Sosrokartono bisa mendapat hasil perundingan perdamaian yang amat dirahasiakan dan dijaga ketat? Apakah RMP Sosrokartono menjadi penerjemah dalam perundingan rahasia tersebut? Kalau ia menjadi penerjemah dalam perundingan rahasia itu lalu bagaimana ia menyelundupkan beritanya keluar? Seandainya ia tidak menjadi penerjemah dalam perundingan perdamaian rahasia itu, sebagai wartawan perang, bagaimana caranya ia bisa mendapat hasil perundingan perdamaian rahasia tersebut?

Sayangnya dalam buku Biografi RMP Sosrokartono tidak ada informasi mengenai hal ini. Namun tak dapat disangkal lagi, berita tulisan RMP Sosrokartono di koran New York Herald Tribune mengenai hasil perdamaian rahasia Perang Dunia I itu merupakan prestasi luar biasa Sosrokartono sebagai wartawan perang.

Tahun 1919 didirikan Liga Bangsa-Bangsa (League of Nations) atas prakarsa Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson. Dari tahun 1919 sampai 1921, RMP Sosrokartono, anak Bumiputra, mampu menjabat sebagai Kepala penerjemah untuk semua bahasa yang digunakan di Liga Bangsa-Bangsa. Bahkan dia berhasil mengalahkan poliglot-poliglot dari Eropa dan Amerika sehingga meraih jabatan tersebut. Liga Bangsa-Bangsa kemudian berubah nama menjadi Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Organization) pada tahun 1921.

Tahun 1919 RMP Sosrokartono juga diangkat menjadi Atase Kebudayaan di Kedutaan Besar Perancis di Belanda. Sampai suatu ketika terdengar berita tentang sakitnya seorang anak berumur lebih kurang 12 tahun. Anak itu adalah anak dari kenalannya yang menderita sakit keras, yang tak kunjung sembuh meki sudah diobati oleh beberapa dokter.

Dengan dorongan hati yang penuh dengan cinta kasih dan hasrat yang besar untuk meringankan penderitaan orang lain, saat itu juga beliau menjenguk anak kenalannya yang sakit parah itu. Sesampainya di sana, beliau langsung meletakkan tangannya di atas dahi anak itu dan terjadilah sebuah keajaiban. Tiba-tiba si bocah yang sakit itu mulai membaik dengan hitungan detik, dan hari itu juga ia pun sembuh.

Kejadian itu membuat orang-orang yang tengah hadir di sana terheran-heran, termasuk juga dokter-dokter yang telah gagal menyembuhkan penyakit anak itu. Setelah itu, ada seorang ahli Psychiatrie dan Hypnose yang menjelaskan bahwa sebenarnya Drs. R.M.P. Sosrokartono mempunyai daya pesoonalijke magneetisme yang besar sekali yang tak disadari olehnya.

Mendengar penjelasan tersebut, akhirnya beliau merenungkan dirinya dan memutuskan menghentikan pekerjaannya di Jenewa dan pergi ke Paris untuk belajar Psychometrie dan Psychotecniek di sebuah perguruan tinggi di kota itu. Akan tetapi, karena beliau adalah lulusan Bahasa dan Sastra, maka di sana beliau hanya diterima sebagai toehoorder saja, sebab di Perguruan Tinggi tersebut secara khusus hanya disediakan untuk mahasiswa-mahasiswa lulusan medisch dokter.

Beliau kecewa, karena di sana beliau hanya dapat mengikuti mata kuliah yang sangat terbatas, tidak sesuai dengan harapan beliau. Di sela-sela hati yang digendam kecewa, datanglah ilham untuk kembali saja ke Tanah Air-nya.

RMP Sosrokartono akhirnya pulang ke tanah air tahun 1925. Ia kemudian menetap di kota Bandung.
[lia]

Rabu, 10 April 2013

haa iki : Tekanan Darah Tinggi Hipertensi

Sumber : http://kesehatan.us/2012/09/tekanan-darah-tinggi-hipertensi/?i=data

Penyakit darah tinggi atau hipertensi dikenal sebagai pembunuh diam karena sering orang-orang tidak menampakkan gejala dan menyadari bahwa tekanan darah mereka terlalu tinggi – hampir sepertiga dari orang-orang dengan tekanan darah tinggi tidak tahu bahwa mereka memiliki itu dan siapa pun, termasuk anak-anak, dapat mengembangkan tekanan darah tinggi.
Hipertensi adalah masalah besar karena selama periode waktu, tekanan darah dapat menyebabkan kerusakan bertahap banyak organ dalam tubuh – kerusakan yang dapat serius dan ireversibel – Jika dibiarkan tidak diobati, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan berbagai penyakit kardiovaskular, bekuan darah atau aneurisma (bengkak, atau menangis, pembuluh darah) dan juga dapat menyebabkan kerusakan mata, penyakit ginjal dan gagal ginjal.
Hipertensi adalah salah satu penyebab utama stroke, penyakit jantung, dan gagal ginjal dan itu penting bahwa tekanan darah tinggi adalah terdeteksi dan disimpan di cek dan awal zaman di mana itu adalah dideteksi dan ditangani, semakin sedikit kemungkinan kerusakan. Orang tua harus terutama tekanan darah mereka diukur secara teratur dan diperlakukan jika terlalu tinggi – diperkirakan bahwa sekitar 90% dari orang dewasa middle–aged akan mengembangkan tekanan darah tinggi dalam sisa hidup mereka.
Penyebab Darah Tinggi
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi. Ada faktor penyebab tekanan darah tinggi yang tidak dapat Anda kendalikan. Ada juga yang dapat Anda kendalikan sehingga bisa mengatasi penyakit darah tinggi. Beberapa faktor tersebut antara lain:
Keturunan
Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua atau saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah tinggi.
Usia
Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat mengharapkan bahwa tekanan darah Anda saat muda akan sama ketika Anda bertambah tua. Namun Anda dapat mengendalikan agar jangan melewati batas atas yang normal.
Garam
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.
Kolesterol
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda, dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat. Kendalikan kolesterol Anda sedini mungkin. Untuk tips mengendalikan kolesterol, silahkan lihat artikel berikut: kolesterol.
Obesitas / Kegemukan
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi.
Stres
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat memicu tekanan darah tinggi.
Rokok
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.
Kafein
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Alkohol
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan tekanan darah tinggi.
Kurang Olahraga
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan darah tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda menderita tekanan darah tinggi.
Tips Mengatasi Darah Tinggi
1.Kurangi konsumsi garam dalam makanan Anda. Jika Anda sudah menderita tekanan darah tinggi sebaiknya Anda menghindari makanan yang mengandung garam.
2.Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium. Kalium, magnesium dan kalsium mampu mengurangi tekanan darah tinggi.
3.Kurangi minum minuman atau makanan beralkohol. Jika Anda menderita tekanan darah tinggi, sebaiknya hindari konsumsi alkohol secara berlebihan. Untuk pria yang menderita hipertensi, jumlah alkohol yang diijinkan maksimal 30 ml alkohol per hari sedangkan wanita 15 ml per hari.
4.Olahraga secara teratur bisa menurunkan tekanan darah tinggi. Jika Anda menderita tekanan darah tinggi, pilihlah olahraga yang ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, lari santai, dan berenang. Lakukan selama 30 hingga 45 menit sehari sebanyak 3 kali seminggu.
5.Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat, wortel, melon, dan jeruk.
6.Jalankan terapi anti stres agar mengurangi stres dan Anda mampu mengendalikan emosi Anda.
7.Berhenti merokok juga berperan besar untuk mengurangi tekanan darah tinggi atau hipertensi.
8.Kendalikan kadar kolesterol Anda.
9.Kendalikan diabetes Anda.
10.Hindari obat yang bisa meningkatkan tekanan darah. Konsultasikan ke dokter jika Anda menerima pengobatan untuk penyakit tertentu, untuk meminta obat yang tidak meningkatkan tekanan darah.
Sumber: kumpulan info

Senin, 08 April 2013

haa iki : Pola Makan yang Seperti Ini Rawan Kena Kanker Usus Besar

Sumber : http://www.tribunnews.com/2013/04/08/pola-makan-yang-seperti-ini-rawan-kena-kanker-usus-besar

TRIBUNNEWS.COM
Penyebab Kanker kolorektal (usus besar sampai ke anus) belum diketahui dengan pasti. Cukup banyak faktor risiko untuk Kanker ini, salah satunya usia 50 tahun ke atas.
Namun, pergeseran pola hidup dan pola makan, menyebabkan kalangan muda pun makin banyak yang terkena Kanker kolorektal.
Dari pengalaman praktik, DR. Dr. Aru W. Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FACP, cukup banyak menangani pasien dengan Kanker kolorektal dari kalangan usia 20-30 tahun.
"Mereka ini masih dalam kelompok usia produktif, sehingga perlu pengobatan yang progresif, supaya kualitas hidup mereka bisa dipertahankan," ungkap dokter sub-spesialis Hematologi-Onkologi Medik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM ini.
Pola makan generasi masa kini yang lebih banyak mengonsumsi junk food yang umumnya tinggi lemak, tinggi protein, dan rendah serat, berpotensi membuat mereka mengalami kegemukan (obesitas). "Anak-anak pun sekarang lebih suka makan junk food. Ini berbahaya, karena risiko terjadinya Kanker kolorektal akan lebih besar," tutur Dr. Aru.
Terlalu sering makan daging, apalagi daging yang dimasak lama, tambahnya, bisa berdampak ke kolorektal. Dijelaskan bahwa daging yang dimasak terlalu lama akan merusak sel-sel pada daging sehingga memunculkan sifat karsinogenik.