Selasa, 26 Maret 2013

haa iki : Ironis, Irjen Djoko ternyata murid kesayangan si jenderal jujur

Reporter : Ramadhian Fadillah
Selasa, 26 Maret 2013 07:04:00
 
 
 
Di foto itu, Irjen Polisi (Purn) Ursinus Ellias Meddelu tersenyum sambil memegang sebuah buku bersampul biru. Di sampingnya berdiri Direktur Lalu Lintas Polri dan wakilnya, Brigjen Djoko Susilo bersama Kombes Didik Purnomo.
"Djoko Susilo itu murid kesayangan papa saat mengajar di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK)," kata putra sulung Ursinus, Elias Christian Meddelu kepada merdeka.com.
Eli menatap foto yang tergantung di ruang tamu almarhum Irjen Ursinus di kawasan Otista, Jakarta Timur itu. Dia meneruskan ceritanya.
Setelah pensiun tahun 1975, Ursinus masih mengajar di PTIK hingga tahun 2000. Dia mengajar ilmu manajemen lalu lintas.
"Papa bangga sekali dengan Djoko Susilo. Nilainya paling bagus. Papa bilang tidak ada komandan lalu lintas penggantinya yang secerdas Djoko," lanjut Eli.
Pada Djoko, Ursinus berharap korps lalu lintas bisa dibenahi. Djoko adalah polisi cerdas. Dia yang membangun sistem Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya. Dia pula yang menciptakan National Traffic Management Center (NTMC) saat menjadi Kepala Korps Lalu Lintas Polri.
Karir Djoko memang cemerlang. Dia adalah jenderal pertama di Akpol 84. Dia pula yang mendapat bintang dua paling cepat. Tinggal menunggu waktu, bisa jadi Djoko menjadi kandidat Kapolri.
Tapi kini Djoko menjadi tersangka kasus korupsi simulator SIM dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) di KPK. Satu persatu aset Djoko ditelanjangi. Kekayaan Djoko luar biasa. Kekayaannya berderet mulai dari Subang, Jawa Barat hingga Bali. Nilainya diduga lebih dari Rp 100 miliar.
Soal ini, Djoko berbanding terbalik dengan Ursinus. Ketika menjabat Dirlantas Polri tahun 1965-1972, Ursinus tak pernah sekalipun korupsi. Jenderal jujur ini hidup pas-passan. Bahkan dia tak punya rumah dan kesulitan menguliahkan anaknya. Padahal uang ratusan juta bisa saja didapatnya dengan mudah.
"Kalau papa tahu Djoko seperti itu, mungkin papa mati berdiri," kata Eli.
Eli bersyukur papanya tak tahu kasus korupsi Djoko. Tuhan berbaik hati mengambil nyawa Ursinus sebelum kasus Djoko mencuat. Hal itu lebih baik bagi Ursinus yang tua dan sakit-sakitan. Ursinus meninggal 8 Januari 2012, 6 bulan sebelum Djoko jadi tersangka.
"Kami anggap itu karunia Tuhan," jelas Eli.
Eli dan saudaranya mengaku pernah berniat mencopot foto Djoko bersama Ursinus itu dari dinding rumah. Tapi hal itu urung dilakukan.
"Biarlah, dulu papa yang minta foto ini dipasang. Kami hormati keinginan papa."
Soal prestasi, Ursinus dulu menciptakan buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB) dan perbaikan buku tilang. Djoko menciptakan NTMC dan TMC. Prestasi keduanya walau terpaut puluhan tahun, bisa disejajarkan.
Sayang, Irjen Djoko tak meneladani kejujuran sang guru.

Sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/ironis-irjen-djoko-ternyata-murid-kesayangan-si-jenderal-jujur.html

Senin, 25 Maret 2013

haa iki : Jenderal Ursinus Medellu polisi lalu lintas paling jujur

Harta kekayaan mantan Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Djoko Susilo membuat orang menggeleng-gelengkan kepala. Dia memiliki sejumlah rumah mewah, tanah, mobil, SPBU hingga bus pariwisata. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memperkirakan harta kekayaan Djoko lebih dari Rp 100 miliar.
KPK menduga uang ini berasal dari korupsi simulator SIM dan tindak pidana pencucian uang. Kasus Djoko masih ditangani KPK.
Sejak dulu posisi di Korps Lalu Lintas dinilai lahan basah. Perilaku para polisi yang kerap meminta damai pun menambah buruk citra penegak hukum ini. Benarkah tak ada sosok yang pantas diteladani dari Korps Lalu Lintas Polri?
Ternyata ada. Sosok teladan itu sejujur Jenderal Hoegeng. Tak serupiah pun uang kantor dibawa pulang. Hidupnya dihabiskan untuk memberikan teladan bagi korps lalu lintas.

Polisi jujur itu bernama Inspektur Jenderal Ursinus Ellias Meddelu. Dia menjabat Direktur Lalu Lintas Markas Besar Angkatan Kepolisian tahun 1965-1972. Setelah itu menjadi Kadapol (Kini Kapolda) Sumatera Utara.
Ursinus dikenal sebagai bapak Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB). Dia juga yang membenahi sistem surat tilang.
Tapi apakah kemudian Ursinus mengambil keuntungan dari jabatannya? Apakah Ursinus memperkaya diri? Tidak sama sekali. Jenderal ini baru bisa punya rumah setelah mencicil mess dengan uang pensiunnya. Bayangkan juga seorang jenderal yang tak mampu menguliahkan anak-anaknya karena kekurangan biaya.
"Kisah hidup Papa seperti sulit dipercaya. Papa meneladani Jenderal Hoegeng soal kejujuran dan pengabdian. Akibatnya saya dan adik-adik tidak bisa kuliah karena kurang biaya," kata Elias Christian Meddelu, putra sulung Ursinus saat menerima tim liputan merdeka.com di rumahnya di kawasan Otista, Jakarta Timur.
Membandingkan Irjen Djoko Susilo dan Irjen Ursinus Meddelu adalah sebuah ironi. Sama-sama komandan lalu lintas Polri, dengan kekayaan yang bagai bumi dan langit.
Seperti Hoegeng, banyak cerita menarik soal Ursinus. Tim merdeka.com mengupas sekelumit kisah soal teladan langka di tubuh korps lalu lintas ini.

sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/jenderal-ursinus-medellu-polisi-lalu-lintas-paling-jujur.html

Kamis, 07 Maret 2013

haa iki : Selamat Jalan Mr. President


Kepemimpinan anda mustinya dimiliki dahulu buat siapa saja yang berkeinginan menjadi pemimpin di sini.